Data-data itu diperuntukan demi periklanan. Akan tetapi berapa banyak perusahaan periklanan yang ingin mencoba memasuki layar gawai kita?
Ini pula yang terjadi ketika pelbagai pesan penawaran pinjaman online dari nomor tidak dikenal silih berganti masuk ke pesan WhatsApp dan SMS. Beberapa telepon asing sering terdengar masuk ke layar gawai.
Facebook juga mengklaim bahwa data pengguna diperuntukan untuk kepentingan periklanan. Tidak untuk hal lain.
Begitu juga saat WhatsApp melakukan layanan baru dan kebijakan privasi berbagi data pengguna dengan Facebook.
WhatsApp mengatakan update awal 2021 tersebut menekankan pada perpesanan WhatsApp Business, yang kini dapat menggunakan infrastruktur hosting Facebook untuk percakapan WhatsApp-nya, laporan Kompas.com, 9 Januari 2021.
Sistem enkripsi end-to-end tetap dipertahankan sehingga WhatsApp ataupun Facebook tidak dapat mengakses percakapan pribadi pengguna.
Keramaian yang terjadi belakangan ini disebut karena buruknya komunikasi Facebook, dikutip dari The New York Times, 13 Januari 2021.
Alasan lainnya, faktor ketidakpercayaan pengguna terhadap perusahaan berlogo F berlatar biru tersebut.
Memang demikianlah hakikatnya kegunaan teknologi laksana roda kehidupan sejak zaman dahulu bala. Selain isu keamanan, kepercayaan menjadi koentji.
Pada akhirnya, masalah keamanan, kenyamanan pengguna dan payung hukum adalah beberapa isu penting untuk dipikirkan.
Mengingat kasus terdahulu, pendiri WhatsApp Brian Acton sempat menaikkan tagar #DeleteFacebook menanggapi skandal Cambridge Analytica.