Jelas sekali bahwa perguruan tinggi meneruskan cita-cita mahasiswa untuk menjadi seorang berbudi luhur untuk kemanusiaan.Â
Pihak rektorat Unesa selaku otoritas tertinggi sudah memberi klarifikasi atas kejadian tersebut.
Rektor Nurhasan dalam keterangan resmi mengatakan bahwa pihaknya menyayangkan kejadian tersebut dan mengakui adanya kesalahan koordinasi pelaksanaan PKKMB di salah satu fakultas.
"Unesa menjadikan ini sebagai catatan evaluasi penting yang diharapkan menjadi masukan untuk perbaikan dalam pengelolaan kegiatan mahasiswa ke depan," tulis poin pernyataan resmi Unesa bertandatangan Nurhasan diunggah di akun Twitter @Official_UNESA, Selasa (15/9/2020).
Pada poin selanjutnya, pihak rektorat mengharapkan bahwa kampus menjadi institusi pendidikan yang kondusif dan aman demi terciptanya lulusan yang berkualitas.
Sayangnya, komitmen semacam ini justru terungkap setelah kasus perpeloncoan beredar luas. Kondisi yang sama mirisnya ketika praktik perpeloncoan tidak manusiawi terjadi pada tahun lalu di Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Khairun, Ternate, Maluku Utara.
Laporan Kompas.com, video ospek yang beredar kala itu di bulan Agustus memperlihatkan mahasiswa baru menaiki anak tangga dengan jalan berjongkok dan meminum air yang bercampur ludah secara estafet.
Kementerian Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi dalam pernyataan resmi menyesalkan kejadian tersebut dan menentang tindakan perpeloncoan.
"Lingkungan sekolah dan kampus semestinya menjadi lingkungan untuk tiap-tiap anak bangsa belajar dan berkembang dengan suka cita," tulis akun @ditjen_belmawa dikutip dari Kompas.com 31 Agustus 2019.
Dan contoh-contoh perpeloncoan lain sudah terjadi pada tahun-tahun sebelumnya bahkan sampai merenggut nyawa mahasiswa baru. Semua mengutuk perpeloncoan.