Mohon tunggu...
Efrem Siregar
Efrem Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Tu es magique

Peminat topik internasional. Pengelola FP Paris Saint Germain Media Twitter: @efremsiregar

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Tips Menjadi Eksportir Perikanan Ala Pengusaha Kadin

1 Februari 2020   17:12 Diperbarui: 2 Februari 2020   03:29 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Foto: unsplash.com/Zheng Xing)

Indonesia di periode kedua Presiden Joko Widodo sedang gencar meningkatkan ekspor ke luar negeri. Kementerian terkait didorong untuk mencapai target tersebut, bisa melalui kebijakan, dukungan regulasi, dan pelatihan.

Di sisi lain, peran pengusaha juga sama pentingnya supaya pengusaha kecil dan menengah bisa menembus pasar ekspor yang punya kriteria khusus.

Kali ini, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bidang Kelautan dan Perikanan, Yugi Prayanto, mendampingi Menteri Kelautan dan Perikanan, Eddy Prabowo secara simbolis melepas Ekspor Raya Hasil Perikanan di Kabupaten Pati pada Kamis, 30 Januari 2020.

Yugi mengutarakan beberapa poin yang perlu disiapkan pelaku industri perikanan supaya bisa maksimal berniaga sampai menembus pasar ekspor. Ini bisa menjadi pedoman bagi pelaku usaha kecil dan menengah dan industri serupa untuk mengembangkan usahanya.

Menurut Yugi hal pertama yang disiapkan adalah kelengkapan fasilitas dan besaran kapasitas produksi perusahaan. 

Nah, hal itu bisa dicontoh dari PT Dua Putra Utama Makmur Tbk, salah satu industri perikanan terbesar di Indonesia. Fasilitas produksinya ditunjang dengan teknologi tinggi sehingga dapat menghasilkan produk-produk hasil laut berkualitas internasional dengan total kapasitas produksi 12.000 ton per tahun.

Selain itu, perseroan juga memiliki cold storage dengan kapasitas sebesar 20.000 ton yang berada di Pati-Juwana, Jawa Tengah.

Fasilitas dan kapasitas produksi sudah maksimal, lalu apa selanjutnya? Pasar. Ini tahap lanjut setelah proses produksi. 

Seperti diutarakan sebelumnya, targetnya adalah pasar ekspor. Dalam bagian ini, Yugi menekankan pentingnya melakukan pemetaan pasar ekspor, prosedur ekspor, sertifikasi ekspor yang wajib dimiliki.

Sebagai contoh, PT Dua Putra Utama Makmur Tbk saat ini menargetkan ekspor udang ke Jepang. Volume ekspornya sebesar 18 ton per minggu, berjumlah 1-5 kontainer dengan nilai ekspor dalam sebulan mencapai Rp40 Miliar.

Selain Jepang, negara tujuan ekspor perseroan untuk hasil perikanan itu adalah Malaysia, Tiongkok, Korea Selatan, Thailand, dan Singapura. 

Selain negara-negara Asia, pengusaha, kata Yugi, juga ingin melebarkan pasarnya sampai ke Eropa. Agar itu terpenuhi, Yugi berharap pemerintah dapat membantu perusahaan  dengan dukungan untuk mendapatkan EU Number.

Kelihatan sederhana, tapi kalau dibayangkan ribet ya. Tapi tenang, Yugi mengatakan pemerintah dan pelaku industri harus melakukan pembinaan yang baik di sektor hulu hingga hilir supaya produknya punya nilai tambah. Soal nilai tambah, menurut penulis ini yang perlu dieksplorasi lebih jauh.

"Jadi memang daya saing ini bukan hanya dari segi volumenya saja, tapi juga dari sisi nilai tambahnya juga harus ditingkatkan," kata Yugi dikutip.

Sebagai tambahan, eksportir juga perlu mencermati regulasi negara tujuan ekspor atau kebijakan bilateral RI dengan negara bersangkutan sebab tiap negara memberlakukan tarif, standar atau larangan/hambatan yang berbeda terhadap produk impor yang masuk ke negaranya.

Catatan penulis: artikel telah disunting agar lebih nyaman dibaca. Substansi tulisan tetap sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun