Mohon tunggu...
Efrem Siregar
Efrem Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Tu es magique

Peminat topik internasional. Pengelola FP Paris Saint Germain Media Twitter: @efremsiregar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Perceraian dan Anak-anak yang Melawan Guru

10 Maret 2019   01:28 Diperbarui: 10 Maret 2019   01:42 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Isu perceraian orang lain memantik banyak orang untuk menaruh rasa peduli pada nasib anak-anak yang ditinggalkan orangtua yang berpisah. Ada yang menaruh empati, ada yang mengutuk perilaku orangtua yang kebetulan sudah terang bersinar di layar televisi.

Seorang guru berinisiatif membawa lima muridnya ke panti sosial agar mereka bisa mengetahui lebih banyak tentang perceraian. Sesampainya di sana, ia mengarahkan pandangan murid-muridnya ke sebuah ruangan di mana para perawat terlihat sibuk mengurus dua sampai tiga anak sekaligus yang merangkak tidak menentu arah.

"Ketika kalian mencoba mempertahankan seorang anak, lima menit kemudian seorang anak telah berpisah bersama orangtuanya," ucap sang guru.

Siswa-siswa itu menundukkan sedikit kepala mereka, namun seketika mengangkatnya akibat ucapan sang guru yang sangat mengherankan. Seorang di antaranya berkata kepada guru itu, "Hal semacam ini sudah banyak terjadi di dunia dan Anda membuang banyak kesempatan membawa kami kemari."

"Ada saatnya kalian harus keluar melihat orang-orang," balas guru itu.

Siswa lainnya muncul ke depan sambil menyela, "Lalu apa yang akan kami lakukan sepulangnya dari tempat ini?"

Pertanyaan itu berlalu di antara teriakan mungil balita-balita yang ada di sana. Sang guru bagai disambar kilat karena bersedih mendengar pertanyaan anak itu.

"Kalian ternyata belum sungguh-sungguh peduli," tutur sang guru.

"Tapi kami adalah anak didikmu dan kami tidak perlu mengajarimu tentang sebuah ketegaran."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun