Mohon tunggu...
Efrem Siregar
Efrem Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Tu es magique

Peminat topik internasional. Pengelola FP Paris Saint Germain Media Twitter: @efremsiregar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dengarlah, Maka Optimisme Bersemayam

7 Agustus 2017   05:30 Diperbarui: 7 Agustus 2017   07:39 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menghitung hari menuju ulang tahun kemerdekaan. Hawa dingin bercampur merah putih yang dapat dijumpai di setiap gang atau jalan kecil di Kota Malang. 

Hari ini adalah Senin yang pertama di bulan Agustus. Semoga saja kita dapat beranjak di segala aktivitas dengan dorongan yang gagah. Jangan terhasut oleh pesimis yang beberapa waktu terakhir tengah sibuk menyambangi ruang publik.

Jika membuka media hari ini, ah semakin habis optimisme. Tidak banyak yang berkembang perihal mega korupsi, Perppu Ormas dan macam-macam isu lainnya. 

Mahasiswa kita tidak kalah pusing tujuh keliling, sebab bulan ini masuk waktu untuk melunasi biaya perkuliahan. Uang Kuliah Tunggal namanya. Ini juga mempunyai berita tersendiri yang akan memperpanjang daftar isu bulan ini. Sekadar info: mahasiswa Unsri berurusan hukum akibat menyoalkan pembayaran untuk mahasiswa tingkat akhir.

Mungkinkah ada optimisme hari ini, di hari awal perkantoran? Tentu. Jangan anggap ini lagu lama yang klise. 

Hari ini kita akan mulai dengan sedikit egois. Tutup semua jawaban tentang isu politik. Kita terlalu lama menghabiskan waktu membahas alur dan ritme politik yang dapat menggugurkan rambut. Artinya mari kita ambil waktu sejenak untuk diri sendiri.

Biarkan para jurnalis bekerja. Kita tetap menunggu dan menanti sampai dimana mereka mengindahkan bulan ini dengan idealisme mereka. Jurnalis yang tidak dikejar oleh karena perintah setor wajib berita karena akibatnya memang agak fatal kepada publik, memuat pernyataan yang tendesinya dapat menyulut kemarahan publik.

Ambillah waktu sejenak. Berhentilah membaca dan mulailah mendengar orang-orang di sekitar yang berbicara kepada kita. Mereka adalah media dan berita untuk dirinya masing-masing. 

Saya sendiri berharap akan seseorang yang mau berteriak sampai telinga saya berdarah. Mungkin saja tidak ada yang demikian, tetapi pergi dan lihatlah orang-orang di sekitar. Dan kita akan mampu mendengar suara mereka. 

Inilah optimisme sebenarnya untuk membangun hubungan dengan yang lainnya: mendengar orang berbicar kepada kita. Di sana akan ada kebesaran hati yang akan menguatkan pribadi: bahwa kita ternyata 'ada', bukan sebagai pribadi yang dianggap lemah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun