"Kita melihat perlu ada pimpinan (Pelatih Timnas) yang bisa menerapkan strategi yang disepakati oleh pemain. "
Pernyataan Ketua Umum PSSI Erick Tohir itu disampaikan pada tanggal 6 Januari 2025, saat Konferensi Pers pemecatan pelatih Shin Tae Yong di round 3, kualifikasi Piala Dunia 2026.
Saat itu STY berhasil membawa Timnas di peringkat 3 Grup C Zona Asia., di bawah Jepang dan Australia. Namun di pertengahan jalan, STY dipecat oleh PSSI dan diganti pelatih baru Patrick Kluivert.
Ditangan Patrick, Timnas justru melorot ke peringkat 5, setelah dalam pertandingan versus tuan rumah Australia Kamis 20 Maret 2025 , kalah telak dengan skor 1-5.
Keinginan Erick Tohir dengan kehadiran Patrick Kluivert akan bisa menerapkan strategi yang disepakati pemain, justru tidak sesuai harapan di atas lapangan.
Patrick justru tidak mampu memberikan kemenangan dalam debutnya sebagai pelatih Timnas. Ekspektasi tinggi dari PSSI, justru dijawab dengan dilumatnya Timnas Garuda oleh Timnas Kanguru.
Menerapkan strategi total football racikan Patrick Kluivert, bukannya menciptakan banyak gol di gawang Australia. Sebaliknya menjadi petaka, saat gawang Timnas dihujani 5 gol.
Ini paradoks dengan saat Timnas masih dipegang oleh STY, dimana saat laga di Stadion GBK pada tahun 2024, justru mampu menahan imbang Australia 0-0.
Artinya pergantian pelatih sekaligus strategi bermain yang ditetapkan pelatih baru, justru tidak bisa memberi tambahan poin dalam laga krusial, guna membuka jalan Indonesia lolos ke Piala Dunia.