Efisiensi anggaran Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di tengah maraknya bencana banjir, akan berdampak pada upaya pencegahan dini dan mengurangi risiko bencana.
Dalam beberapa hari terakhir ini banjir terjadi di beberapa tempat di wilayah Sulawesi Tengah (Sulteng) akibat curah hujan yang tinggi. Diantaranya di Desa Tongoa Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi dan Desa Lengkeka Kecamatan Lore Barat, Kabupaten Poso.
Di Desa Lengkeka dampak banjir bandang menyebabkan putusnya ruas jalan provinsi yang menghubungkan beberapa desa di Kecamatan Lore Barat. Dampaknya aktivitas transportasi menjadi terganggu, akibat pututsnya ruas jalan tersebut.
Bukan hanya di Sulteng, beberapa tempat di Indonesia juga saat ini tengah menghadapi bencana banjir. Akibat curah hujan yang tinggi dengan membawa debit air yang deras.
Dimana banjir menyebabkan adanya korban jiwa, banyaknya rumah terendam, rusaknya infrastruktur, serta pengungsian warga ke tempat yang aman. Ditambah lagi lahan tani dan kebun warga yang rusak diterjang banjir.
Dalam artikel saya sebelumnya, berjudul pentingnya pencegahan dini banjir bandang di Sulteng menyebutkan, ada beberapa faktor penyebab bencana banjir akibat hujan deras.
Diantaranya pertama, maraknya praktik penebangan liar atau ilegal logging., Kedua, adanya praktik pengelolaan tambang. Ketiga, terjadinya sedimentasi (pendangkalan) sungai akibat endapan material.
Bisa dibayangkan jika tiga problem di atas tidak ditangani secara terpadu, komprehensif dan serius, maka dipastikan banjir bandang akan terus menjadi bencana, jika terjadi hujan deras.Â
Karena diketahui banjir bandang memiliki daya rusak air yang sangat besar. Berbagai bencana sudah memperlihatkan dasyatnya daya rusak air tersebut.