Upaya menjaga Ideologi Negara, agar tidak mudah disusupi Ideologi lain, menjadi tugas dan tanggung jawab bersama. Bukan saja menjadi tugas dari Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, namun semua elemen masyarakat terutama generasi muda.
Tidak mudah untuk mengubah Konstitusi atau Ideologi Negara kita dengan Ideologi lain yang tidak sesuai dengan Empat Pilar. Â Pernyataan ini disampaikan Anggota DPD/MPR RI Senator Dapil Sulawesi Tengah Lukky Semen SE dalam Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan MPR RI yang digelar di Hotel Grand Duta Palu, beberapa waktu lalu.
Pertanyaan soal tugas menjaga Ideologi Negara tersebut, disampaikan oleh peserta yang berasal dari Persekutuan Pemuda To Gintu Mohintuwo (Pepatuwo) Palu. Dimana salah seorang peserta menanyakan apa peran kongkrit MPR RI agar Ideologi Negara tetap utuh dan bisa menjaga keutuhan NKRI.
Menurut Senator Lukky Semen, tugas Anggota MPR RI salah satunya adalah melakukan Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan. Yakni meliputi Pancasila sebagai Ideologi Negara, UUD 1945 sebagai Konstitusi Negara, NKRI sebagai Bentuk Negara dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai Semboyan Negara.
"Ini amanat yang diberikan kepada seluruh  Anggota MPR RI yang terdiri dari Anggota DPR dan DPD RI untuk intens melakukan Sosialisasi Empat Pilar. Dimana harus dilakukan di daerah pemilihan, sehingga kami harus  kembali ke daerah untuk melakukan Sosialisasi," ujar Lukky Semen.
Adapun kegiatan Sosialisasi selama ini dilakukan terutama kepada generasi muda, agar punya pemahaman yang baik terhadap Empat Pilar, sebagai konsepsi Kebangsaan yang harus diaktualisasikan dalam kehidupan bermasyarakat.
Pertanyaan kritis dari peserta , menandakan sebagai generasi muda turut  mengikuti perkembangan kondisi kebangsaan yang berpotensi mempolarisasi sesama anak bangsa. Salah satunya soal adanya praktek intoleransi dalam bentuk pendegradasian terhadap kebhinekaan. Â
Bahkan Ketua Pepatuwo Yosua Boka dalam sambutannya di Sosialisasi Empat Pilar, Â juga menyoroti adanya realitas dimana masyarakat mudah terpecah belah. Karena praktek intoleransi yang mendegradasi sesama anak bangsa.
Dirinya menilai jika generasi muda tidak diberikan landasan kebangsaan yang kuat, maka  akan mudah terpecah belah hanya karena adanya perbedaan pendapat. Lebih lebih di era digitalisasi saat ini, masyarakat sangat mudah mengakses informasi yang belum tentu benar lewat media sosial.
