Mohon tunggu...
Efrain Limbong
Efrain Limbong Mohon Tunggu... Jurnalis - Mengukir Eksistensi

Menulis Untuk Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Kiriman Makanan dari Rumah Berjendela Satu

20 Juli 2021   13:13 Diperbarui: 20 Juli 2021   13:14 1034
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumah berjendela satu. Doc Pri

Hari masih pagi ketika pintu rumah diketuk ketuk. Saat pintu dibuka, ternyata seseorang sedang mengantar makanan yang terdiri dari berbagai hidangan, seperti burasa, sup kambing serta gulai sapi. Dalam hati saya bergumam, ini pasti makanan Hari Raya Idul Adha.

Saya menerima makanan tersebut dan tidak lupa mengucapkan terima kasih. Saya tanya dari rumah yang mana, karena yang bersangkutan baru saya lihat. Ia lalu menunjuk sebuah bangunan dua lantai yang tentu saja tidak asing bagi saya. Dirinya mengaku hanya ditugaskan untuk mengantar makanan ke tetangga.

Namun rasa surprise sempat mencuat, karena selama ini saya tidak pernah melihat salah seorangpun penghuni rumah dua lantai tersebut. Bukan apa apa bangunan rumah tersebut membelakangi tempat tinggal saya.

Dan dari tampak belakang tersebut sehari hari saya hanya melihat sebuah jendela dengan kain gorden berwarna hijau. Saya hapal betul jendela rumah tersebut sudah terbuka mulai pagi hari, dan tertutup kembali pada sore hari. Itulah sebabnya saya menjuluki rumah tersebut berjendela satu, karena memang hanya satu jendelanya.

Adapun rumah tersebut berada di depan jalan raya dan memiliki pagar yang tinggi dan tertutup rapat setiap hari. Makanya wajar jika saya tidak pernah mengenal apalagi berinteraksi dengan penghuni rumah tersebut. Jangankan untuk say hello, melihat pun tidak pernah.

Karena tempat tinggal saya berada di dalam lorong jalan dan berada di belakang rumah dua lantai tersebut, jadi sehari hari selama bertahun tahun hanya lewat melintasi rumah tersebut, tanpa pernah kenal sang penghuni rumah.

                                ***

Saya menikmati burasa dipadu dengan sup kambing serta gulai sapi yang diberikan penghuni rumah dua lantai berjendela satu tersebut. Jujur bagi saya, inilah kuliner yang sangat nikmat rasanya. Sup kambingnya enak dipadu dengan burasa serta gulai sapi yang dimasak enak. Yummy.

Sebenarnya sudah menjadi tradisi jika setiap Hari Raya Idul Adha, sejumlah tetangga ditempat tinggal saya telah menyiapkan hidangan tersebut, saat menerima kunjungan silaturahmi dari sesama tetangga lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun