Mohon tunggu...
Efrain Limbong
Efrain Limbong Mohon Tunggu... Jurnalis - Mengukir Eksistensi

Menulis Untuk Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Pengalaman Perjalanan Pulang Kampung yang Menegangkan

28 Desember 2020   17:10 Diperbarui: 28 Desember 2020   17:55 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menunggu pergantian ban bus yang pecah. Doc Pri


Tahun 2020 ini saya memilih perjalanan darat untuk pulang kampung guna merayakan Natal bersama keluarga. Tidak seperti tahun tahun sebelumnya menggunakan maskapai penerbangan untuk pulang, tahun ini saya menggunakan transportasi bus dari Palu Sulawesi Tengah menuju Makassar Sulawesi Selatan.

Saya berangkat dari Palu tanggal 22 Desember setelah membayar tiket bus berfasilitas AC seharga Rp 280 ribu. Saya sengaja memilih kursi paling depan agar leluasa keluar masuk bus, karena berada paling depan. Rencana saya tiba di tujuan Makassar pada tanggal 23 Desember besoknya.

Dari pihak agen bus disampaikan jika pemberangkatan penumpang  tepat jam 14.00 wita. Namun entah mengapa, hingga pukul 15.30 wita bus baru berangkat. Saya sempat bertanya kepada pihak agen bus mengapa belum berangkat, dijawab singkat masih persiapan.

Sembari menunggu pemberangkatan, tadinya saya ingin bersantai di dalam bus untuk menghindari hawa panas yang menyengat di luar. Namun ternyata fasilitas AC kurang berfungsi baik, sehingga hawa  di dalam bus juga  sama panasnya dengan di luar bus.

Perjalanan pulang kampung. Doc Pri
Perjalanan pulang kampung. Doc Pri

Rute Palu Makassar berjarak 800 kilometer  lebih melintasi tiga Propinsi Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan. Menurut salah seorang penumpang, idealnya waktu tempuh mengunakan bus adalah 22 jam. Namun faktanya sesampainya di Makkasar waktu tempuh selama 25 jam, molor dari waktu yang seharusnya.  

Salah satu yang membuat lambat perjalanan, karena salah satu ban depan bus yang tepat berada di bawah kursi yang saya duduki pecah. Ban bus yang pecah tersebut mengeluarkan suara letusan yang sangat keras, membuat sebagian penumpang panik dan tegang.

Saya sendiri yang berada paling depan cukup keras mendengar suara letusan tersebut dan serasa ingin melompat keluar.  Karena mengira terjadi sesuatu pada bus yang kebetulan kejadiannya pada pukul 02.00 wita. Lokasi ban bus pecah sendiri di wilayah menuju ke arah Mamuju Sulawesi Barat dan kebetulan berlokasi di tempat yang sepi dan gelap.

Macet di perjalanan. Doc Pri
Macet di perjalanan. Doc Pri
  • Saya dan penumpang lain yang bergegas keluar dari bus, melihat ban yang pecah mengeluarkan asap. Diduga ban bus pecah karena sudah gundul dan karena kelamaan bergesekan dengan aspal jalan, menjadi tipis dan membuat ban depan pecah.

Pihak sopir dan kernet bus berinisiatif mengganti ban yang pecah. Sialnya ban serep hanya satu satunya yang tersedia. Sembari mengganti ban kami penumpang menunggu di luar bus selama satu jam lebih dibawah gelapnya malam. Untungnya hujan tidak turun, sehingga kami aman selama menunggu pergantian ban serep sembari duduk duduk di tepi jalan.

Usai pergantian ban yang bocor, saya menyempatkan melihat kondisi ban serep yang sudah terpasang. Ternyata ban serep tersebut ada bekas tambalan. 

Pemandangan alam yang indah. Doc Pri
Pemandangan alam yang indah. Doc Pri

Dalam hati saya berdoa semoga dalam perjalanan menempuh jarak  yang masih jauh,  tidak ada lagi ban yang pecah. Karena ban serep sudah tidak ada lagi tersedia. Bayangkan kalau ada lagi ban yang pecah maka dipastikan perjalanan tidak bisa dilanjutkan.

Namun rasa was was saya terhadap kondisi ban tergantikan dengan masalah lain. Hujan deras yang turun antara ruas Mamuju - Majene di Propinsi Sulawesi Barat membuat air menetes dari atas bus yang jatuh persis di kursi yang saya duduki. Ternyata bagian atas bus ada yang bocor, sehingga air hujan masuk dan sialnya hanya saya yang terkena tetesan air.

Apa boleh buat agar terhindar dari tetesan air, saya tutupi dengan selimut yang tersedia di kursi bus untuk menutup badan agar tidak basah. Saya sempat mempertanyakan kepada sopir dan kernet, soal air yang menetes ke dalam bus dan menggangu kenyamanan saya sebagai penumpang, namun tidak ada jawaban dari keduanya.

Tiba di Makassar Sulsel. Doc Pri
Tiba di Makassar Sulsel. Doc Pri

Untungnya ruas jalan Palu - Makassar diwarnai pemandangan yang indah di beberapa daerah yang dilintasi, sehingga bisa menghibur rasa lelah dan problem yang dirasakan selama perjalanan. Walaupun sempat juga menghadapi kemacetan di perjalanan karena adanya perbaikan jalan, akhirnya bisa sampai juga di tempat tujuan dengan selamat.

Gangguan menegangkan yang saya alami selama perjalanan pulang kampung via darat tidak membuat saya menjadi reaktif dan bersungut sungut. Saya jadikan suka duka perjalanan sebagai bahan kontemplasi untuk lebih dewasa dalam menyikapi permasalahan. Sebagai sebuah realitas yang terkadang hadir tanpa kita harapkan.

Apalagi tujuan saya pulang kampung adalah untuk merayakan Natal, yakni sebuah momentum spiritual yang menghadirkan rasa sukacita dan damai sejahtera kepada kita manusia. Mungkin dengan pengalaman tersebut, saya lebih memaknai Natal dengan lebih tercerahkan dan dewasa dalam iman.

Selamat merayakan Natal 2020 dan menyongsong Tahun Tahun Baru 2021.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun