Mohon tunggu...
Efrain Limbong
Efrain Limbong Mohon Tunggu... Jurnalis - Mengukir Eksistensi

Menulis Untuk Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Hidayat, Perahu, dan Geopolitik

17 Juli 2020   18:19 Diperbarui: 19 Juli 2020   07:55 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasangan Hidayat - Habsa saat menerima rekomendasi PDI Perjuangan. Doc Pri

Jika ada Petahana yang paling mengharu biru dalam kontestasi Pilkada serentak tahun 2020 ini, maka jawabnya adalah Hidayat MSi yang saat ini masih menjabat Walikota Palu.


Mengapa demikian? karena jalan untuk mengarungi kontestasi politik, bukan tanpa hambatan dan bakal mulus seperti yang diperkirakan. Sebaliknya terjal dan berliku, bahkan penuh intrik politik. Anggapan bahwa seorang  Petahana bakal mudah mendapatkan perahu (Partai Politik) agar bisa diusung, karena memiliki dukungan logistik dan jaringan, ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Hidayatlah contohnya.

Meleset dalam pertarungan mendapatkan rekomendasi salah satu Parpol difase pertama, sang Petahana kemudian diragukan untuk bisa mendapatkan dukungan Parpol lainnya. Bahkan sinyalemen mencuat sang Petahana bakal tidak memperoleh cukup Parpol sebagai syarat untuk bisa maju dalam kontestasi Pilkada. Kata kasarnya Hidayat bakal terganjal dalam kontestasi karena tidak cukup perahu.

Sebagaimana diketahui syarat agar bisa maju dalam Pilkada Kota Palu pasangan kandidat harus memiliki dukungan minimal 7 kursi Parpol yang ada di Parlemen. Jika melihat konfigurasi perolehan kursi yang ada di Parlemen, maka idealnya pasangan calon yang bisa diusung yakni sebanyak 4 pasang kandidat.

Dan skema ini bisa terwujud sebagaimana gambaran realitas pasangan kandidat yang ada saat ini. Yakni pasangan Hidayat - Habsa Yanti Ponulele, Aristan - Wahyudin, Imelda Liliana Muhidin - Arena Parampasi  serta Hadiyanto Rasyid - Renny Lamadjido.

Namun skema empat pasang kandidat ini bisa ditracking menjadi tiga atau dua kandidat  jika dalam perebutan rekomendasi Parpol ada kandidat yang tidak mencukupi tujuh kursi. Maka dari empat pasangan calon kandidat, Hidayatlah - Habsa yang rentan terdampak skema tracking dari gonjang ganjing perebutan rekomendasi Parpol tersebut.

Bahkan lagi lagi sinyalemen mencuat, Hidayat bakalan tidak memperoleh rekomendasi PDI Perjuangan yang memiliki 3 kursi di Parlenen, mengingat kandidat lain juga getol ikut serta dalam perebutan dukungan Partai Moncong Putih tersebut.  Kealotan bukan saja terjadi secara eksternal, tapi juga secara internal pengurus partai.

Menerima rekomendasi di kantor PDI Perjuangan Sulteng Doc Pri
Menerima rekomendasi di kantor PDI Perjuangan Sulteng Doc Pri

Dukungan terhadap personal kandidat bukan saja terjadi secara tersirat, tapi secara kasat mata di ruang publik. Pertarungan internal  yang terjadi secara biner tersebut, bermuara pada adanya mispersepsi terkait proses mekanisme yang menimbulkan silang pendapat sesama internal pengurus dan menghadirkan kebingungan di ruang publik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun