Mohon tunggu...
Efrain Limbong
Efrain Limbong Mohon Tunggu... Jurnalis - Mengukir Eksistensi

Menulis Untuk Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Jokowi Dalam Narasi Kebangsaan, Bonus Demografi dan Geopolitik Indonesia

15 Juli 2019   19:36 Diperbarui: 16 Juli 2019   18:53 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Twitter Joko Widodo @jokowi

"Indonesia Maju adalah Indonesia yang tidak ada satu pun rakyatnya tertinggal untuk meraih cita-citanya. Indonesia yang demokratis, yang hasilnya dinikmati oleh seluruh rakyat."

Sebaris kalimat diatas adalah pernyataan Jokowi saat menyampaikan Visi Indonesia lima tahun kedepan di Bogor Minggu kemarin. Pernyataan tersebut sekaligus menjadi sebuah refleksi  atas pencapaian yang sudah dilakukan Jokowi dalam masa pemerintahannya. Tidak sekadar beradigium, namun Jokowi sudah melakukan aksi nyata, bagaimana bekerja membangun Indonesia yang sesungguhnya.

Melihat Jokowi bekerja, tidak sekedar melihatnya merealisasikan program Penerintah, tapi melihat ia bekerja dalam bingkai narasi kebangsaan, bonus demografi dan geopolitik Indonesia. Inilah pesan politik Jokowi yang tersampaikan ke publik. Dan lewat visi Indonesia, Jokowi hendak mempertegas kembali pesan politiknya yang hendak menawarkan prestasi, keteladanan dan sikap nasionalisme kepada rakyat Indonesia.

Dalam pidatonya Jokowi mengatakan, kita harus menuju pada sebuah negara yang lebih produktif, yang memiliki daya saing, yang memiliki fleksibilitas yang tinggi dalam menghadapi perubahan-perubahan itu. Oleh sebab itu, kita menyiapkan tahapan-tahapan besar.

Pilihan narasi Visi Indonesia yang terimplementasi dalam Pembangunan Indonesia Sentris adalah sebuah narasi kongkrit Jokowi dalam membangun Indonesian. Dimana bukan lagi dengan pendekatan paradigma lama yakni Jawa Sentris. 

Namun lewat narasi Indonesia Sentris, itulah narasi kebangsaan yang merupakan implementasi Nawacita dalam Pemerintahan Jokowi. "Kita harus menjamin penggunaan APBN yang fokus dan tepat sasaran. Setiap rupiah yang keluar dari APBN, semuanya harus kita pastikan memiliki manfaat ekonomi, memberikan manfaat untuk rakyat, meningkatkan kesejahteraan untuk masyarakat," kata Jokowi didepan ribuan hadirin.

Dan saat Jokowi menggenjot pembangunan infrastruktur berupa jalan tol di Sumatera, jalan trans di Papua membangun banyak waduk, jembatan, irigasi, rel kereta api, pelabuhan, perumahan, SPAM dan bandara di berbagai daerah, sesungguhnya Jokowi tidak sedang membakar uang. Tetapi jokowi sedang membamgun peradaban untuk anak cucu kita kelak dalam basis geopolitik Indonesia.

Dalam Pidato Visi Indonesia Jokowi mempertegas kembali, bahwa pembangunan infra struktur akan terus dilanjutkan dengan lebih cepat dan menyambungkan infra truktur besar yang sudah terlebih dahulu dibangun. Seperti jalan tol, kereta api, pelabuhan, dan bandara dengan kawasan-kawasan produksi rakyat.

Gagasan akan peradaban Indonesia yang maju kelak, dengan basis geopolitik Indonesia sudah jauh jauh hari disampaikan Sukarno saat menyampaikan dasar negara Indonesia merdeka. Dan sekarang gagasan itu diterjemahkan secara kongkrit oleh Jokowi lewat program membangun Indonesia baik berupa infra struktur maupun pembangunan dari pinggiran daerah. "Kita juga harus menyambungkan infra struktur besar dengan kawasan persawahan, kawasan perkebunan, dan tambak-tambak perikanan," demikian kata Jokowi seakan hendak menegaskan bahwa perhatian terhadap daerah pinggiran menjadi yang utama.

Sukarno ditahun 1945 berkata, menurut geopolitik maka Indonesialah tanah air kita. Indonesia yang bulat bukan Jawa saja atau Borneo atau Selebes, dan Maluku aaja, tetapi segenap Kepulauan yang ditunjuk Tuhan menjadi satu kesatuan antara dua benua dan dua samudra. Itulah tanah air kita. Rasanya tidak ada yang terlewatkan oleh Jokowi lewat sentuhan pembangunan. "Kita harus optimis menatap masa depan. Kita harus percaya diri dan berani menghadapi tantangan kompetisi global. Kita harus yakin bahwa kita bisa menjadi salah satu negara terkuat di dunia," papar Jokowi dengan penuh optimis.

Dalam konteks narasi kebangsaan dan geopolitik Indonesia, Jokowi memahami bahwa bonus demografi di era konvergensi saat inii, ditandai dengan keberadaan kaum produktif, kaum muda atau kaum milenial yang signifikan jumlahnya. Inilah potret keberadaan realitas yang bisa menjadi potens, tapi juga ancaman, jika tidak cermat merespon bonus demografi ini. "Kita harus ingat bahwa negara kita adalah negara besar! Negara dengan 17 ribu pulau. Dengan letak geopolitik yang strategis. Kita adalah negara yang ber-Bhinneka Tunggal Ika. Memiliki kekayaan budaya yang luar biasa. Demografi kita juga sangat kuat. Jumlah penduduk 267 juta jiwa, yang mayoritas di usia produktif," ujarnya.

Jokowi menyadari bahwa generasi milineal adalah olahan potensial khususnya dalam kerangka membangun Indonesiai. Karena itu sebagai Pemimpin yang menangkap keberadaan potensi ini, tidak akan memalingkan muka, apalagi sengaja menafikan keberadaan mereka sebagai generasi peradaban digital yang mempunyai peran penting dalam pembangunan Indonesia. "Kita harus membangun nilai-nilai baru dalam bekerja, menuntut kita harus cepat beradaptasi dengan perkembangan zaman. Maka kita harus terus membangun Indonesia yang adaptif, Indonesia yang produktif, dan Indonesia yang inovatif, serta Indonesia yang kompetitif," ungkap Jokowi

Generasi milenial adalah kaum yang dianggap memiliki tingkat penddikan yang baik, kritis dalam merespon sesuatu serta memiliki inovasi serta daya kreativitas yang tinggi. Juga generasi milenial adalah generasi melek teknologi yang mewarnai arah solid keriuhan ruang publik, serta selalu menginginkan pembaharuan hidup. Itulah sebabnya dengan menawarkan Pemerintahan Dilan Digital Melayani Jokowi selangkah lebih maju dalam mekukan lompatan di era konvergensi ini untuk menuju Indonesia maju. Namun Jokowi menyadari sebagai Pemimpin tetap senantiasa memberikan sentuhan idiologi kepada generasi ini. Karena seorang Pemimpin yang berpatron pada komunikasi politik, salah satu dimensinya adalah penyampaian pesan idiologi. Apa itu, yakni keciintaan pada bangsanya, sikap optimis akan kemajuan bangsanya serta rasa memiliki terhadap bangsanya.

"Persatuan dan kesatuan bangsa adalah pengikat utama dalam meraih kemajuan. Persatuan dan persaudaraan kita harus terus kita perkuat. Hanya dengan bersatu, kita akan menjadi negara yang kuat dan disegani di dunia. Ideologi Pancasila adalah satu-satunya ideologi bangsa yang setiap Warga Negara harus menjadi bagian darinya," Sangat sederhana yang dilakukan Jokowi dalam memberi edukasi pada generasi milenial agar mereka tetap pada koridor dalam mengembangkan potensi untuk kebaikan dirinya dan lingkungannya. Karena kelak mereka yang akan mengambil alih regenerasi kepemimpinan bangsa ini. Kreativitas dan inovasi mereka yang tinggi, harus pula beriringan dengan jiwa dan semangat kebangsaan yang tinggi.

Jokowi menyadari peradaban bangsa harus bergerak maju dan peradaban yang maju harus diimbangi dengan keutuhan bangsa dan rakyatnya yang selalu optimis dan mencintai bangsanya. Kita meyakini apa yang sudah dilakukan Jokow harus dilanjutkani kembali. Hanya Pemimpin yang visionerlah yang bisa membawa bangsa ini bisa betsaing dengan negara lain. 

Sebagamana kata Jokowi, Indonesia Maju adalah Indonesia yang tidak ada satu pun rakyatnya tertinggal untuk meraih cita-citanya. Indonesia yang demokratis, yang hasilnya dinikmati oleh seluruh rakyat. Indonesia yang setiap warga negaranya memiliki hak yang sama di depan hukum. Indonesia yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi kelas dunia. Indonesia yang mampu menjaga dan mengamankan bangsa dan negara dalam dunia yang semakin kompetitif. ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun