Mohon tunggu...
EFLIN FIZIA YARAHMI
EFLIN FIZIA YARAHMI Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Senang dengan hal baru dan hobby menulis artikel

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Tak Terduga, Pria di China Alami Setengah Kelumpuhan di Wajah Usai Begadang Nonton Piala Dunia 2022

9 Desember 2022   19:24 Diperbarui: 9 Desember 2022   20:43 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Momen piala dunia adalah sebuah momen yang di tunggu-tunggu oleh semua orang menghadirkan banyak negara untuk bertanding memperebutkan piala dunia di tahun ini, tak jarang ini sangat dinantikan bagi semua orang untuk melewatkannya. 

Piala Dunia adalah ajang kompetisi sepak bola internasional yang diselenggarakan Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) setiap empat tahun sekali. Perhelatan akbar ini pertama kali dilaksanakan pada tahun 1930 di Uruguay.

Sebelum memasuki Piala Dunia, negara-negara anggota FIFA lebih dahulu mengikuti tahap kualifikasi. Kualifikasi Piala Dunia diadakan di enam zona kontinental FIFA yakni Afrika, Asia, Amerika Utara dan Tengah dan Caribbean, Amerika Selatan, Oceania, serta Eropa. Hasil dari tahap kualifikasi ini keluar sebanyak 32 tim yang akan berlaga di Piala Dunia, babak ini sering disebut dengan putaran final Piala Dunia.

Tahun 2022 merupakan putaran final Piala Dunia ke dua. Qatar menjadi negara tuan rumah perhelatan Piala Dunia 2022. Ini menjadi sejarah baru dalam Piala Dunia, baru kali ini negara yang mayoritas penduduknya muslim menjadi tuan rumah.

Banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan. Makin mepetnya tenggat waktu yang harus dipenuhi setiap harinya. Semua itu kadang membuat kita memvorsir tenaga dan energi kita untuk bekerja seharian. Sampai-sampai tak meluangkan waktu untuk istirahat.

picsart-12-09-07-43-34-63932d8e4addee14d10b4963.jpg
picsart-12-09-07-43-34-63932d8e4addee14d10b4963.jpg
Viral kisah seorang pria China yang mengalami kelumpuhan wajah karena sering begadang untuk menonton Piala Dunia 2022. Ia dikabarkan begadang sepanjang pekan untuk menonton Piala Dunia 2022 yang digelar di Qatar.

Menurut laporan CN Hubei, pria bernama Chao tidak melewatkan satu pertandingan pun sejak awal Piala Dunia tahun ini. Dia hanya tidur dua jam sehari sebelum berangkat kerja.

"Pada tanggal 30 November, saya tidur selama 2 jam setelah menonton pertandingan dan ketika saya bangun, saya merasa sangat lelah", ujarnya.

Chao kemudian berkonsultasi dengan dokter di rumah sakit dan didiagnosis menderita kelumpuhan wajah yang hasil awalnya menunjukkan bahwa ia kurang tidur dan udara dingin langsung menerpa wajahnya yang menyebabkan ia kehilangan kendali atas otot-otot wajahnya.

Dia kemudian diberikan perawatan akupunktur dan pijat wajah untuk mendapatkan kembali wajahnya dan Chao mengatakan perawatan tersebut telah membantu kondisinya. Ia pun berpesan kepada warganet untuk menjaga kesehatannya dan tidak lupa beristirahat, pasca kejadian tersebut dan tidak begadang berlebihan saat menonton pertandingan sepak bola.

Namun, sebaiknya jangan habiskan waktu terlalu lama di depan televisi. Kebiasaan ini dapat menyebabkan beberapa dampak negatif pada kesehatan. Memilih untuk menonton televisi memang dapat membuat kamu merasa lebih rileks dan santai. Namun, jika terlalu lama, kebiasaan ini dapat membuat kualitas hubungan sosial kamu menurun. Bahkan, kamu bisa merasakan kesendirian yang berisiko menyebabkan stres hingga depresi. Untuk itu, tidak ada salahnya simak ulasan mengenai dampak terlalu lama menonton televisi, dampak yang ditimbulkan akibat menonton televisi terlalu lama, sebagai berikut :

1.Kesehatan Mata Menurun

Meskipun tidak dapat merusak mata secara langsung, tetapi menonton televisi terlalu lama dapat menyebabkan mata mengalami ketegangan atau eye strain. Kondisi ini dapat menyebabkan penurunan kualitas penglihatan secara sementara. Selain menurunkan kualitas penglihatan, eye strain juga dapat memicu mata lelah, nyeri pada area mata, sakit kepala, hingga penglihatan ganda.

Umumnya, mata akan berkedip sebanyak minimal 18 kali. Namun, saat menonton televisi, mata akan cenderung kurang berkedip. Inilah yang menyebabkan menonton televisi terlalu lama dapat tingkatkan risiko penurunan kesehatan mata. Selain itu, hindari menonton televisi dengan pencahayaan yang kurang. Hal ini akan menyebabkan kerusakan mata semakin memburuk.

2.Kurang Aktivitas Fisik

Menonton televisi terlalu lama dapat menyebabkan kamu kurang melakukan aktivitas fisik. Padahal, dampak dari kurangnya aktivitas fisik cukup banyak bagi kesehatan. Mulai dari peningkatan berat badan akibat kurangnya kalori yang terbuang, hingga gangguan metabolisme. Selain itu, kurang aktivitas fisik juga dapat meningkatkan risiko berkurangnya kekuatan otot serta tubuh.

Bahkan, kurangnya aktivitas fisik berkaitan langsung dengan beberapa gangguan kesehatan. Misalnya, obesitas, gangguan jantung, kolesterol tinggi, osteoporosis, hingga tekanan darah tinggi.

3.Mengganggu Kesehatan Mental

Bukan hanya kesehatan fisik, menonton televisi terlalu lama juga menyebabkan gangguan kesehatan mental. Selain stres atau depresi, kebiasaan ini juga dapat membuat kamu mengalami perubahan perilaku. Bahkan, kebiasaan ini dapat meningkatkan risiko gangguan kecemasan.

4. Penurunan Kualitas Tidur

Waktu pulang kerja merupakan waktu yang tepat bagi sebagian orang untuk menyaksikan televisi. Namun, menonton televisi terlalu lama dapat membuat seseorang mengalami penurunan kualitas tidur. 

Kebiasaan ini dapat mengganggu waktu tidur sehingga kamu tidur terlalu malam atau mengalami insomnia. Kondisi ini yang terus berulang dapat menyebabkan gangguan tidur. Sebaiknya hindari gangguan tidur karena dapat memicu berbagai gangguan kesehatan, hingga penurunan produktivitas dalam bekerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun