[Cerita rekayasa]
Sesosok genderuwa yang digambarkan sebagai makluk setinggi rumah, mengamati kehidupan manusia dari pohon sawo rimbun , beberapa alat berat terlihat di dekat tempat itu. Genderuwa itu berfikir dirinya tidak akan bisa lagi berdiam disitu sambil minum wedang melati.
Dia sedang berusaha keras menimbang-nimbang apakah ingin berbaur dengan manusia, karena pohon sawo yang sudah sangat tua itu akan ditebang dan tanah sekitarnya akan dibangun sebuah bangunan.
Genderuwa ingin menguji kesaktiannya sekaligus pindah domisili karena tempatnya akan dihilangkan. Genderuwa menyamar sebagai wanita yang cantik dan sangat menarik. Ia berniat mengiklankan dirinya  bahwa dia bisa membuat para pria lebih kaya jika mau menjadi temannya atau pengikutnya, begitu juga para wanita.Lalu berfikir bagaimana cara mengiklankan dirinya.Â
Ia mencuri handphone milik penduduk yang ada di sekitar itu. Para penduduk geger kenapa handphone mereka hilang  beserta chargernya, bukan hanya satu tetapi sepuluh handphone. Singkat cerita Sang Genderuwa yang  merubah dirinya sangat cantik itu menempati sebuah rumah kosong yang sangat besar dan megah. Sebenarnya sudah tidak terawat, namun dia membuat ilusi agar rumah itu terlihat terawat dan sangat megah. Ia mendirikan sebuah sanggar serta istana dan akhirnya berkomunikasi dengan banyak orang. Tiap pria maupun wanita terpesona padanya , bahkan saling gontok-gontokan.Â
Genderuwa itu memang sengaja membuat mereka saling berkelahi dan menguji para pria yang tidak setia dan begitu memujanya.
Lalu ia mendirikan sebuah istana di rumah itu dan mengangkat dirinya sebagai ratu dan tiap anggota harus rela menyerahkan sebagian hati dan kepatuhan serta sumpah kesetiaan padanya.
Terpesona oleh kecantikan dan rayuan mautnya, para pria dan wanita bahkan rela meninggalkan pasangannya dan mengabdi pada wanita itu dan tinggal di rumah tua yang bobrok, namun di mata mereka terlihat begitu megah.
Suatu hari seorang  pengelana wanita melewati rumah itu. Dirinya keheranan karena rumah yang dulu pernah dimiliknya lalu dijual pada seseorang , begitu bobroknya. Dirinya merasa sangat menyayangkan kenapa pemiliknya menyia-nyiakan rumah itu.Â
Pengelana wanita tadi mencoba menghubungi pembeli rumahnya dulu dan menanyakan apakah rumah itu masih menjadi  milik orang tersebut. Namun belum bisa terhubung.
Pengelana tadi berfikir sayang sekali jika rumah itu rusak, itu adalah rumah warisan orang tuanya, namun saat itu dirinya harus pergi dan menjual rumah itu untuk suatu hal yang sangat mendesak dan ekonominya terhimpit.