Mohon tunggu...
Efi anggriani
Efi anggriani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Menulislah dan biarkan tulisanmu mengikuti takdirnya-Buya Hamka

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Beri Saja Temanmu yang Ingin Meminjam Uang

6 November 2019   19:47 Diperbarui: 6 November 2019   21:31 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Sekedar ilustrasi

Apakah anda pernah mendapat tamu pagi hari saat hendak mengantar anak sekolah? Dicegat di tempat absensi di kantor? didatangi  saat malam tiba, dicegat di saat baru mau masuk rumah sehabis kerja dan ujungnya sama , ada uang atau tidak?

Langsung hati ini rasanya gimana , tidak tega tetapi malah mirip langganan dalam bentuk apapun. Bahkan yang rajin me-like endingnya sama , tidak berhenti bersikap merepotkan , seolah orang lain tidak punya kebutuhan. 

Prinsip dasar saya , saya beri seiklas saya, saya tidak akan bilang saya tidak punya uang karena kata orang itu adalah pamali , ketika kata-katamu adalah doamu , saya juga malas mengatakan secara rinci uang saya sedang saya pakai untuk apa saja dan meski benar begitu , orang yang datang bukan untuk mendengarkan itu , dia sedang butuh uang. Saya beri seiklas saya , saya tidak sok-sokan ketika ada teman butuh uang saya berjanji akan pergi mengantarkan uang ke rumahnya , meski sedikit itu bukan pinjaman. Saya tahu persis orang yang butuh uang memang benar- benar butuh dan ada beberapa yang menjengkelkan , sehabis bilang butuh uang , dia membelikan sepeda baru untuk anaknya , bukan urusan saya. Beri dan lupakan.

Beberapa puluh tahun kemudian bisa saja saya bertemu teman lama yang dulu selalu mencegat saya dan sekarang mengamati semua yang saya pakai dari sepatu sampai tas , melongok  yang saya pakai , pas kebetulan ketemu dan berolahraga jalan kaki ,mengatakan bahwa mobil Yarisnya di parkir jauh atau mengajak saya ke parkiran hanya untuk memperlihatkan mobil barunya. Apapun itu , manusia bisa berubah jumawa karena uang tetapi sekali lagi bukan urusan saya.

Atau teman lain yang saya datangi ketika dia butuh uang saat terdesak dan kemudian nasib baik berpihak padanya , tetapi semuanya  tetap pernah menjadi teman saya .

Saya juga tidak pernah curiga ada yang mendekati saya karena  motif tertentu dan saya sulit bilang tidak. Demi persahabatan pas saya ada saya kasih pas tidak ada ya lain kali.

Ini bukan bentuk kesombongan , saya percaya rejeki saya akan mengalir seperti air jernih di laut Kaspia kalau saya menolong yang benar-benar membutuhkan. Tetapi saya berhenti menolong ketika  itu sudah mirip kewajiban dan pajak dan saya menjadi 'tombokan' atau donatur.

Kenapa saya memutuskan memberi saja meski sedikit? Itu lebih enak di perasaan dan tidak mengganjal, saya tidak harus berfikir setiap kali ketemu orang tersebut dengan pertanyaan dalam hati ' kapan nih utangmu dibayar?'. Lalu saya bisa jadi kesal dan itu merusak suasana hati saya. Beri tangan kanan melakukan dan tangan kiri tidak tahu. Iklaskan jika kebetulan ada duit berlebih,  barang seratus dua ratus atau bahkan limapuluh ribu , itu oasis bagi orang yang di dompetnya kosong.

Saya belajar untuk melakukan itu dan begitu memberi , biasanya yang mau pinjam malah segan dan saya kadang bilang jual saja sesuatu yang tidak penting atau pinjam kemana yang resmi.

Meminjamkan uang pada teman benar-benar merusak persahabatan , ditagih dia bisa bilang  nanti , nantinya kapan? Kalau tidak meminjamkan malah nanti bilang tega sama teman yang sedang butuh. Repot bin ruwet.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun