Saya temukan jiwa menulis saya, di Kompasiana tujuh bulan lalu tepatnya 4 April 2019.Tanpa sengaja menemukannya dan merasakan passion saya harus diletakkan disana.
Tujuh bulan dengan rekor pembaca tersedikit di statistik,agak berkerut juga meski saya berteriak tidak ingin terganggu dengan banyaknya pembaca.Namun ternyata terganggu juga,jadi saya sebar lewat media sosial saya yang sudah tidak aktif,saya aktifkan lagi ,tidak bergeming.
Mengikuti arus air akhirnya setengah pasrah,tetapi semangat menulis saya tak pernah reda,karena saya memang tipe keras kepala,banyak yang bilang begitu.
Dalam tujuh bulan saya sudah memiliki 758 coretan dan ini yang ke 759,saya bukan kecanduan atau ngongso dalam bahasa Jawa atau ambisius,tidak,tetapi otak saya terlalu banyak bicara.
Saya menyukai mencari berita sendiri untuk tulisan saya .Saya datang,saya mencari,saya menulis,saya tayangkan.Bukankah sederhana?
Saya menulis rata-rata malam hari karena jaringan lemot disini.Saya mencoba selalu fokus,hingga jangan seperti kue yang terlalu banyak diiris,hanya sedikit yang tersisa.
Untuk Kompasiana:
Yang pertama adalah terima kasih atas respon yang begitu cepat,tatkala tidak bisa login atau menjawab  pertanyaan apapun.
Yang  kedua adalah dari 758 baru satu kali saya kena sanksi dan teguran soal kuota berapa persen harus mengambil dari sumber lain dan malah tidak kucantumkan.Jadi dihapus.Dari situlah lalu belajar agar tidak dihapus lagi.
Yang ketiga,dengan menulis ini ,saya punya agenda dan ide yang akan ditulis,mengenai peristiwa atau event yang ada di kota saya,biasanya saya kadang hanya mengupload di facebook,tidak mesti juga.
Yang keempat,bertambah pengetahuan saya saat menulis karena harus mencari referensi .