Mohon tunggu...
Efi anggriani
Efi anggriani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Menulislah dan biarkan tulisanmu mengikuti takdirnya-Buya Hamka

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Secuil Cerita tentang Orang Depresi yang Saya Kenal

22 September 2019   09:03 Diperbarui: 22 September 2019   09:27 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Orang depresi tidak pernah nampak di permukaannya.Bisa saja orang dengan pendidikan rendah, atau yang berpendidikan sangat tinggi bahkan akademisi,orang tak punya uang ataupun juga orang yang punya tumpukan uang tujuh turunan yang tak pernah habis.

Orang-orang ini mengalami apa yang dinamakan 'kelakuan di luar kendali dan tanpa sadar atau mengetahui melakukannya'.Perasaan putus asa,tak berguna terus menerus,tendensi untuk mengakhiri hidupnya,mengingkari kenyataan dan tak bisa menerima kenyataan dan halusinasi,bisa pada orang dengan keyakinan yang sangat kuat atau sebaliknya.Hanya akan ketahuan begitu mengetahui kelakuannya tiap hari  atau pola pandang.

Mungkin benar secara infografis tidak bisa mendeteksi dia atau seseorang depresi atau tidak,tetapi ketika pengobatan pada psikiater sudah pada tingkat ketergantungan obat penenang,maka kesimpulannya adalah depresi melandanya.Akan saya kasih saja inisial A sampai selanjutnya.

A seorang pria muda ganteng dan berkeluarga(sudah tiada),orang tuanya kaya raya,punya kos-kosan dan punya istri yang sangat prigel atau berbakat.Punya teman banyak dan punya klangenan(hobi memelihara hewan seperti burung atau ayam).Bekerja sangat baik.

Sampai suatu ketika ada yang aneh pada kelakuannya,istrinya yang bekerja satu kantor,tidak boleh bicara dengan siapapun,baik pria atau wanita.Lalu ketika ada orang yang meninggal dan seperti biasa ada sirkuleran(sumbangan),selalu menolak atau tidak pernah memberi sumbangan dengan kalimat'sudah ada yang menyumbang atau lha wong tidak kenal kok'.

Orang lain menganggapnya sangat pelit dan sudah pada taraf'keterlaluan' .Semakin parah kelakuannya ketika kadangkala bicaranya ngelantur tidak keruan.Akhirnya diperiksakan di pskiater,masih bisa bekerja.

Suatu hari dia mendatangi seorang tokoh atau katakanlah seseorang yang terkenal yang sering muncul di televisi(semacam aktor lokal,sangat terkenal,tidak akan saya sebutkan).Melempari rumahnya dengan batu dan mendobrak-dobrak pagarnya.

Rumah itu jaraknya 7 kilometer dari rumahnya,cukup jauh.Lalu pembantu dari pemilik rumah tersebut keluar dan menemuinya.Pria tadi mengatakan supaya sang aktor lokal berhenti main di televisi karena mengganggu pikirannya.Pokoknya diancam berhenti terlihat di televisi.

Belum ketemu dengan pemilik rumah,datang lagi dengan melempari batu dan mengatakan pada pembantunya bahwa ada bisikan bahwa aktor lokal tersebut membahayakan hidupnya.

Setelah melewati sebuah mediasi dan didiamkan saja.Akhirnya berhenti melakukannya,setelah teman dekat pria tadi dihubungi aktor lokal tersebut,untuk meyakinkan pria yang sama sekali tidak dikenalnya tadi,bahwa dirinya tidak akan membahayakan pria yang terkena depresi tadi.

Beberapa tahun kemudian,pria depresi tadi dikeluarkan dari kantornya karena kelakuannya sudah pada taraf'tidak kompeten bekerja'.Ia merasa ada bisikan bahwa aktor lokal tadi sangat berbahaya.Beberapa tahun lalu pria itu telah tiada dalam kondisi makin parah depresinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun