Pagi muram,teh tak lagi menghangatkan,nasi tak lagi mengenyangkan,uang di dompet tebal tak lagi  membawakan senang,semua adalah tentang sebuah perasaan,tentang tuntutan,tentang keputus asaan,tentang ketidakbergunaan
Kata-kata dan kalimat itu menembus ke relung darah,nadi dan semangatnya,yang lalu layu oleh keputus asaan yang tiada bisa dia ungkapkan pada siapa-siapa,bahkan ke orang tuanya
Lalu menuliskan di timeline nya sebuah kalimat yang dia yakin tiada seorangpun tahu,bahwa dirinya baik-baik saja sebagai seorang pemuda perkasa yang sedang menjelajahi hidup seperempat abad lamanya
'Seandainya semua ini berakhir lalu apa?' Kalimat terakhir seorang pemuda yang hampir tiap hari didera depresi dan derita,yang tak kurang suatu apa dari penglihatan yang lainnya,namun dirinya merasa seutas tali adalah penyembuhnya