Mohon tunggu...
Efi anggriani
Efi anggriani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Menulislah dan biarkan tulisanmu mengikuti takdirnya-Buya Hamka

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sebuah Perasaan

5 September 2019   17:21 Diperbarui: 5 September 2019   17:34 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pagi muram,teh tak lagi menghangatkan,nasi tak lagi mengenyangkan,uang di dompet tebal tak lagi  membawakan senang,semua adalah tentang sebuah perasaan,tentang tuntutan,tentang keputus asaan,tentang ketidakbergunaan

Kata-kata dan kalimat itu menembus ke relung darah,nadi dan semangatnya,yang lalu layu oleh keputus asaan yang tiada bisa dia ungkapkan pada siapa-siapa,bahkan ke orang tuanya

Lalu menuliskan di timeline nya sebuah kalimat yang dia yakin tiada seorangpun tahu,bahwa dirinya baik-baik saja sebagai seorang pemuda perkasa yang sedang menjelajahi hidup seperempat abad lamanya

'Seandainya semua ini berakhir lalu apa?' Kalimat terakhir seorang pemuda yang hampir tiap hari didera depresi dan derita,yang tak kurang suatu apa dari penglihatan yang lainnya,namun dirinya merasa seutas tali adalah penyembuhnya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun