Mohon tunggu...
Efi anggriani
Efi anggriani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Menulislah dan biarkan tulisanmu mengikuti takdirnya-Buya Hamka

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Apa yang Akan Terjadi Jika Orang "Tidak Pamer" di Dunia Maya?

3 September 2019   17:33 Diperbarui: 3 September 2019   17:49 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Apa yang akan terjadi jika orang 'tidak pamer' di dunia maya?

Pertanyaan yang cukup menggelitik saya, karena dominasi pendapat orang mengupload di sebuah tempat wisata, restauran, nongkrong bersama teman-teman, acara keluarga adalah 'pamer'.

Terus terang saja saya tidak pernah berpendapat begitu. Mungkin karena saya agak tidak pedulian dengan apa yang dilakukan orang.

Pertanyaannya:

-Jika tidak ada yang mengupload pas makan di sebuah restauran, lalu tak seorangpun mengenal restauran itu. Balik lagi ke masa 80-an hanya tahu lewat orang lain, lewat brosur yang dicetak, lewat iklan di koran dan sebagainya.

Hal sama berlaku untuk tempat wisata-wisata baru, para pengelola membuat brosur-brosur supaya dikenal.

Kembali ke jaman itu, dunia maya belum muncul dan dunia nyata lebih dominan, tidak akan ada review-review dari google map, tidak akan ada kedai kopi yang berkembang seperti sekarang ini.

Berpikir kembali mengapa dominan orang bilang pamer? Ya pamer itu memang tak terhindarkan di dunia serba cepat ini. Tetapi tidak semua yang diupload itu pamer kalau menurut saya. Pamer kok di warung murah misalnya. Saya menganggapnya dia berbagi kebahagiaan dengan dopamine-nya.

Satu hal yang sederhana adalah mau orang mengupload sesuatu atau tidak, bisa saja saya beri jempol, tapi tidak pernah saya lalu berteriak dalam hati 'Pamer'.

Melihat sisi positif jadi mengetahui sebuah tempat, harga-harga, yang barangkali saya butuhkan suatu ketika.

Dalam dunia nyata pamer juga banyak, rumah tetangga lebih bagus lalu bilang 'huh pamer'.

Tetapi akan saya bilang pamer ketika tetangga caper bolak-balik lebay menurut saya, yang biasanya tidak pernah menegur, lalu menegur dan bolak-balik lewat dengan mobilnya yang baru yang membuat saya heran dan bertanya kok balik lagi?

Tiga kali bolak-balik, ketinggalan. Ada-ada saja. Nah itu baru pamer menurut saya.

Sekian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun