Mohon tunggu...
Efi anggriani
Efi anggriani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Menulislah dan biarkan tulisanmu mengikuti takdirnya-Buya Hamka

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dua Pengabdi

22 Juli 2019   13:20 Diperbarui: 22 Juli 2019   13:28 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dua pengabdi tengah bersitegang :

Pengabdi satu: Ayolah saring yang masuk ke pintumu,saring yang  masuk dengan lebih baik hingga tidak sampai ke pintuku dalam bentuk sebuah sayatan

Pengabdi dua: Harusnya kamu yang menyaring lebih baik,pertebal pintumu hingga kebal dan tebalkan perisaimu

Pengabdi satu: Bagaimana bisa ?itu datang dari mana saja terutama ketika melewati pintumu ,ayolah kita bekerja bersama lebih baik demi tuan kita

Pengabdi dua : Aku menahan sama beratnya,harusnya kita berbagi kerja,mari kita buat tuan kita yang senang-senang saja ,jangan biarkan abdi yang lain jadi korbannya karena keteledoran kita

Pengabdi satu: Iya ini.Sumpah kita,jangan biarkan lengah adanya

Lalu mereka melihat kehidupan tuannya yang bagi orang lain sangat sengsara,dua pengabdi itu menjaganya agar tuannya tak jatuh terluka,sang pengabdi dua meramu racikannya agar angin yang masuk dikurangi saja,lalu juga mengirim ke abdi kedua dia kurangi lagi kesengsaraannya

Pengabdi dua: Sakitkah dirimu?seharusnya sayatan itu hanya sedikit

Pengabdi satu: Iya agak sakit tetapi hanya sebentar dan akan sembuh.Tuanku merasa sakit sedikit tapi segera sembuh,kata pengabdi satu ketika melihat tuannya merenung di pojok kehilangan sebagian uangnya karena ada yang mencurinya

Pengabdi satu dan pengabdi dua heran melihat tuannya begitu tangguh dan selalu berusaha bangkit dari jatuhnya dan mereka berfikir itu lumayan keras bagi mereka berdua.Mereka yakin ada yang membantu selain mereka tetapi mereka tetap waspada menjaganya

Sesuatu datang dan muncul ,dua pengabdi terkejut karena tak nyata nampaknya,siapakah kamu?Merebut tugas kami menjaga tuan kami

Yang datang terakhir bicara,ayolah kita bekerja sama agar tuan kita tetap tamgguh menjalani semuanya

Pengabdi satu dan dua serentak berteriak:Tuanmu?sejak kapan?

Sejak dia dilahirkan,sejak dia diperdengarkan,sejak dia dinina bobokan dan itu adalah rasa senang menjalani semuanya,namaku rasa senang dan keiklasan

Pengabdi satu berteriak:Itu tugasku

Yang terakhir datang berkata:Tidak usah berebut siapa,ayo kita lakukan yang semestinya supaya tuan kita berjaya,kita tumpas musuh kita si derita,dia mengganggu kita

Hati ,Otak dan rasa senang serta keiklasan melakukan tugasnya ,melindungi tuannya,mereka sebagai pengabdi setia

#puisiimajinasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun