Ini cerita tentang tahun 1985.Ketika jaya-jayanya Yamaha 76 dan Honda pitung( yang kapan itu muncul dimodifikasi dan diganti semua mesinnya).
Tahun 1985 adalah masa kenes (ambivert) yang mungil..ha..ha.
Memilih vespa kecil 100 cc itu  memang sudah terlihat gaya jaman itu mirip sekarang pakai Camry(taksi).
Karena harga motor baru saat itu sekitar 2 jutaan dan gaji baru sekitar 100 ribu,efek kuliah dobel dan bekerja full time maka bisanya beli vespa bekas.
Vespa putih kecil yang kuincar berkali-kali dan membayangkan rambut tergerai kena angin.Perlu diingat masa itu belum ada tilang buat helm dan belum memasyarakat pakai helm dan kalau pakai helm, yang punya jenis helm topi wojo yang mirip dipakai prajurit perang.
Nah tujuh bulan gaji tak kumpulkan buat beli vespa bekas bersama mantan pacar yang sekarang jadi suamiku.Sama-sama tidak dong alias mengerti tentang mesin.
Masih ingat toko itu showroom motor terbesar yang cabangnya dimana-mana dan juga menjual motor bekas yang pastinya karena punya nama besar tidak akan menjual barang yang kira-kira mengecewakan pelanggan,bukan begitu?Show room  motor paling besar di Yogya.Mobil belum umum kacangan seperti sekarang.Punya motor pertama meski bekas tahun itu mirip dapat hadiah berlian...ha..ha
Naik bus kota hanya 100 rupiah.Beli nasi 500 rupiah.Beli bedak 1000.
Wah rupanya si putih mungil ini mengagetkanÂ
Begitu deal 700 ribu tahun 1985,vespa dibawa berboncengan.
Mau tahu syarat-syarat punya vespa,harus siap mendorong kalau ban gembos apalagi di belakang,mesin berat di belakang.Mainan kopling ,berarti kiri-kanan bekerja,bagasi sudah ada kiri,kecil.Tahan bantingan naik jalan yang menukik pun mampu,mesin motor dua tak jaman itu kalah,pokoknya cewek yang pakai vespa itu anggun dan cowok pakai vespa mirip bang Roy Marten dengan film Cintaku di Kampus biru.
