Mohon tunggu...
Effendy Wongso
Effendy Wongso Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dalam Prosesi Tarung Sarung

9 Maret 2021   12:13 Diperbarui: 11 Maret 2021   12:09 725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi puisi Sigajang Laleng Lipa. (Effendy Wongso/Dok. Pribadi)

Harga diri di atas segalanya
kau bilang itu kemarin sore kepadaku
sebagai amanah yang harus kupegang teguh sampai mati
lelaki, katamu lebih baik mati berkalang tanah
daripada hidup menanggung malu

Hingga hari ini
kujadikan itu sebagai bekal perjalanan hidupku, Ayahanda
dalam berinteraksi, dalam bersosialisasi
dan dalam setiap sendi kehidupanku
sehingga malu berbuat jahat

Katamu lagi
lelaki Bugis adalah nakhoda dalam pinisi yang mengarung samudera
ombak adalah pertarungan hidup mati
jangan surut ke pantai bila layar telah terkembang
: jangan jamah kebatilan!

Kini, amarah terhadapmu wahai durjana
yang menggarong uang rakyat dalam masa pandemi
mengubun tak tertahan

Hei, para rasuah
akhiri kelakuanmu yang kobong
mari, selesaikan semuanya secara jantan
di ring pengadilan
kau harus siap bertarung dalam satu sarung
dalam prosesi tarung sarung
seperti sigajang laleng lipa!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun