Mohon tunggu...
Effendy Wongso
Effendy Wongso Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Menikah dengan Arwah

7 Maret 2021   00:49 Diperbarui: 7 Maret 2021   01:46 592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cerpen Menikah dengan Arwah. (chinadaily.com)

"Tapi...."

"Tapi, semua itu cuma halusinasi! Impuls untuk tetap melekat pada sesuatu yang hilang memang berefek buruk. Labilitas kejiwaan itu masuk dalam stadium psikopat ringan. Dan aku tidak ingin gejala penyakit ringan itu mengakut, Ping. Jangan menyesal kalau semuanya sudah terlambat saat kamu divonis gila oleh dokter jiwa!"

"Kak!"

Gadis itu tersinggung. Airmatanya menitik. Ia sakit hati. Tidak ada kesempatan untuk menolong arwah Mao Ching dari rongrongan Yangtze Mo-kui Niang!

"Sudahlah, Ping! Aku tahu bagaimana rasanya sakit kehilangan orang yang kita cintai. Kamu sedih, aku lebih sedih!"

"Ta-tapi...."

"Ingat, dia itu adik kandungku satu-satunya! Papa dan Mamaku terlebih-lebih. Semuanya sedih!"

"Ak-aku...."

"Sekarang, tolong kamu jangan ungkit-ungkit orang yang sudah meninggal begitu. Tolong kamu jangan usik ketenteraman dia di alam sana lagi. Aku sedih kamu tidak rasional begitu, Ping! Aku sedih sekali!"

Tangis gadis berambut mayang itu menderas. Dadanya sesak. Ia dipaksa untuk berpikir realistis. Menggebah irasionalitas yang mengganggu alam pikirannya tiga hari belakangan ini.

Hatinya berdarah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun