Mohon tunggu...
Effendy Wongso
Effendy Wongso Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sepenggal Kisah Kelam di Kuil Hantu

5 Maret 2021   00:01 Diperbarui: 5 Maret 2021   09:28 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cerpen Sepenggal Kisah Kelam di Kuil Hantu. (Effendy Wongso/Dok. Pribadi)

"Aksara?"

"Harfiahnya, QING."

"Oh, jadi semacam simbol kenegaraan."

"Betul."

"Lalu...."

"Lebih baik besok Kak Fang melihat kuilnya sendiri. Besok aku antar Kak Fang ke sana."

Kantuk yang tadi batal menyergap seluruh sendi-sendinya dipaksa untuk hadir kembali mengaliri nadinya. Gadis bertubuh bongsor itu menarik tangan Fanny, menghentikan rasa ingin tahunya yang menggebu-gebu. Sungguh, ia tidak kepingin berkisah sepanjang Tembok Besar. Bercerita tanpa margin sampai masuk angin!

Dengan berat hati diikutinya langkah Wong Pao Ling ke arah rumah. Tidak jauh dari pesisir ini. Penasarannya ditunda sampai besok. Untuk ditamatkan menjadi oleh-oleh cerita buat orang rumah di Hongkong.

***

Rumah yang dimaksud memang sebesar istana. Rumah itu merupakan peninggalan salah seorang bangsawan Hainan yang pro-kerajaan. Hartawan dari masa lalu yang turut tewas dengan kepala terpenggal. 

Keluarga sang bangsawan pun melarikan diri ke Mongolia setelah menjadi buronon pemerintahan republik yang berkuasa tidak lama di Tiongkok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun