Mohon tunggu...
Effendy Wongso
Effendy Wongso Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rokade yang Mematikan

2 Maret 2021   14:11 Diperbarui: 2 Maret 2021   15:04 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi puisi Rokade yang Mematikan. (chesshouse.com)

Para perwira di petak hitam dan putih
berseru kepada bidak pengawal
jagalah para tuan yang diraja atas segalanya
meskipun langkahnya hanya sepetak dalam pentaheliks

Bidak adalah jongos yang ditakdirkan semelata ular
siapa sangka melakukan kudeta
ia berpromosi sebagai menteri
dalam formasi gambit menteri

Kala terdesak, perwira kembali menjadi benteng pelindung
rokade hanya sekali, tapi ini melelahkan
siapa sangka bidak-bidak mulai terobos
: menjadi musuh dalam istana biru

Raja kini tergugu bisu
permaisuri telah mati lama
tak ada pelindung abadi
yang bisa membentenginya dalam kuasa keabadian

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun