Saya ingat betul, dulu ketika ibu saya ingin ke pasar, saya suka menangis jika tidak diizinkan ikut. Yang paling bikin makin menangis lagi adalah, ketika salah satu saudara diperbolehkan, sementara saya tidak. Sebaliknya, saya akan tertawa senang ketika saya boleh ikut, sementara saudara saya tidak.Â
Kadang, ada masa ibu saya juga ingin berangkat sendiri tapi selalu gagal karena ada saja salah satu anaknya yang ngotot mau ikut. Kesulitan ini akhirnya berhenti ketika anak-anaknya mulai memasuki usia remaja dan ternyata main ke pasar tidak lagi semenarik dulu.Â
Kenapa gagal? Mudah saja, kata kuncinya adalah keranjang belanja.Â
Mungkin anak 90-an masih relate dengan situasi ini. Hari-hari di mana orangtua yang akan berbelanja tidak bisa berangkat tanpa keranjang belanja anyaman baik itu yang terbuat dari bambu, dari rotan atau dari plasik, yang nantinya siap menampung seluruh barang belanjaan dari pasar.Â
Masih ingat?
Sayangnya, kehadiran kantong plastik sekali pakai lambat laun menggeser fungsi keranjang hingga akhirnya kini jarang digunakan.Â
Di satu sisi mungkin terkesan praktis. Tidak perlu bawa apa-apa ke pasar, toh, wadah plastik siap menampung semua barang bawaan. Namun perlu diingatkan kembali, plastik memiliki keterbatasan dalam menampung barang dan rentan sobek saat terkena benda tajam yang akhirnya berisiko membuat pengguna kerepotan jika barang bawaan tumpah, apalagi kalau sampai terjatuh ke area yang kotor, atau bahkan hilang karena tidak menyadari adanya kerusakan pada wadah plastiknya.Â
Berbeda dengan keranjang anyaman yang memiliki daya tampung yang lebih luas, jauh lebih kokoh untuk menopang jumlah barang yang lebih berat, barang belanja lebih terorganisir, dan tak perlu khawatir akan sobek.Â
Jika memang keranjang dirasa terlalu old untuk digunakan di zaman yang serba stylish ini, sebenarnya kita juga punya opsi tote bag yang bisa digunakan saat berbelanja demi mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Untuk itu, pilih tote bag dengan kualitas terbaik.Â
Disadari atau tidak, ternyata dulu kita hidup berdampingan dengan konsep berkelanjutan itu. Bukan hanya soal plastik, ada beberapa hal lain yang mungkin Anda juga pernah alami di masanya. - Rasanya kok saya tua sekali saat ngetik ini, ya? -Â