Mohon tunggu...
Efa Butar butar
Efa Butar butar Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Content Writer | https://www.anabutarbutar.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Fenomena Beli Followers, Ini Untung Ruginya untuk Influencer

10 Agustus 2022   00:16 Diperbarui: 10 Agustus 2022   18:50 968
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi social media influencer (Sumber: shuttesrtock)

Apakah beli followers itu salah?

Ngga juga, sah sah saja selama kamu nyaman dengan itu. Hanya saja, berdasarkan sejumlah pengalaman nano influencer tanggung ini, ada sejumlah untung rugi bila harus beli followers.

Keuntungannya, seperti yang sudah kusampaikan di atas, kamu mungkin akan lebih mudah mendapatkan kerja sama dengan brand, selain itu, bayarannya mungkin akan jauh lebih banyak. Hanya saja, itu artinya, tanggung jawab sebagai pemengaruh akan lebih tinggi, baik terhadap diri sendiri, kualitas postingan termasuk caption, terhadap followers dan terhadap brand.

Ruginya, yuk kita ulas satu per satu.

Ruginya beli followers

Diisengin atau diledekin orang 

Tahun 2019 yang lalu, dalam salah satu event yang kukunjungi, pernah ada insiden yang menurutku cukup memalukan dan bikin ngga nyaman.  

Saat itu panitia mengadakan Instagram competition selama event berlangsung. Seperti biasa, MC yang bertugas harus tetap membuat suasana ramai, seru dan fun meski saat itu fokus peserta lebih ke konten visual dan caption Instagram yang akan dilombakan.

Sampai, MC mendekati salah satu peserta. Menanyakan akun peserta tersebut untuk melihat konten yang sudah ditayangkan.

Tiba-tiba, di forum yang masih sedang berlangsung, yang dihadiri oleh panitia, pemilik brand dan sejumlah peserta, MC berujar sesuatu yang tak wajar "Followers 10.000 tapi yang like cuma dua. Beli ya, followersnya?" Lalu tertawa lepas dengan ujaran yang dianggapnya candaan tersebut.

Aku ngga tau bagaimana pemilik akun tersebut mendengar candaan itu, hanya saja, saat mendengarnya, rasanya memang sangat ngga nyaman dan menurutku cukup memalukan. Pertanyaan retorika tersebut juga agak sensitif untuk disuarakan di forum yang sedang berlangsung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun