Mohon tunggu...
Efa Butar butar
Efa Butar butar Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Content Writer | https://www.anabutarbutar.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sempat Panik, Akhirnya Deadline Beres Karena Grab

4 Desember 2019   23:27 Diperbarui: 4 Desember 2019   23:28 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Properti dan desain backdrop booth yang kukira tidak akan selesai | Foto: Dokumen Pribadi

Apakah kau sepakat tentang deadline yang membuat sesulit apapun tugas menjadi terasa ringan dan mudah untuk diselesaikan oleh seseorang

Terlepas dari ada tidaknya penelitian tentang hal ini, aku merasakannya beberapa kali terutama jika berurusan dengan dunia blogging yang juga kugeluti sejak 2013 silam.

Berdasarkan pengalaman, ada beberapa hal yang membuat otakku berjalan lebih cepat saat menyelesaikan artikel di hari deadline:

1. Rentetan ide yang runut sesuai tema tiba-tiba bermunculan

Entah kenapa saat deadline tiba, banyak ide yang sebelumnya tidak kepikiran justeru berdatangan. Tak tanggung tanggung, rentetan cerita seperti tertata paragraf per paragraf di benak.

Sejujurnya hari terakhir tugas, bisa dikatakan hanya bagian eksekusi ide ide yang sudah muncul saja. Meski ada kalanya saat terdesak waktu, paragraf ke paragaraf berikutnya justeru sulit untuk disambungkan atau kadang malah ngga nyambung hingga akhirnya menghasilkan artikel yang kurang sedap untuk dibaca. Hehe.

Awalnya aku mengira hal ini hanya terjadi padaku. Ternyata tidak, sebagian besar creator content merasakan hal yang sama.

Tidak percaya?

Kamu harus lihat percakapan di bawah ini:

Foto: Tangkap layar chat group
Foto: Tangkap layar chat group
Di atas adalah beberapa percakapan genting di hari hari terakhir submit artikel lomba salah satu acara Netizen Festival terbesar di Indonesia. Kurasa sudah cukup mewakili, karena jika harus capture ke bawah lagi, akan ditemukan bahasa-bahasa yang sama tentang pengerjaan di hari terakhir.

2. Kosa kata terasa lebih banyak

Terkait dengan kosa kata yang tiba tiba terasa lebih banyak, ya betul. Aku merasa memang demikian.

Bukan tanpa sebab. Katakanlah aku berniat untuk mengikuti lomba menulis artikel dan kebetulan tertarik dengan tema yang disajikan. Begitu pengumuman diturunkan, aku akan membaca beberapa artikel sebagai referensi dan memperkuat isi tulisan.

Sedikit banyak, artikel-artikel yang kubaca sangat membantu untuk menuntun arah tulisan serta menambah kosa kata. Jadi bisa dikatakan bagian dari persiapan juga sih, bukan secara ajaib kosa kata tiba tiba bertambah tanpa membaca.

3. Adrenalin

Nah, point ini seru. Mengerjakan sesuatu di tenggat waktu itu memacu adrenalin. Adrenalin sendiri menghasilkan efek tertentu pada tubuh, seperti jantung berdetak lebih lebih cepat dan bekerja lebih keras sehingga membuat kewaspadaan meningkat dan fokus lebih tajam. Mungkin ini salah satu alasan mengapa bekerja di tenggat waktu adalah hal yang menyenangkan dan semua terasa ringan.

Ternyataa, kuatnya efek positif yang dihadirkan deadline ini tak hanya berlaku pada urusan blogging saja. Sangat membantu juga dalam urusan pekerjaan sebagaimana yang kualami akhir Oktober lalu.

Seminggu Sebelum Travel Fair

Akhir Oktober lalu, kami diberi tugas yang super mendadak untuk persiapan travel fair yang akan dilangsungkan di salah satu mall di Bekasi, Jawa Barat.

Mendadak karena satu dua hal dari penyelenggara yang membuat kami berpikir bahwa kami tidak berkesempatan mendapatkan booth. Namun, seminggu sebelum acara diselenggarakan, kami diberi kabar booth sesuai yang kami inginkan bisa digunakan.

Oh iya, perlu dicatat, kami yang kumaksud hanya berdua. Perempuan yang juga mengurusi hal lain di kantor.

Begitu diberi kabar dan management menyetujui hal mendadak tersebut, kami berdua kalang kabut. Banyak sekali yang harus disiapkan karena kami tak ada bayangan sama sekali bahwa acara ini akan jadi diselenggarakan sehingga sama sekali tidak ada persiapan.

Mulai dari properti yang terbuat dari styrofoam, desain booth untuk backdrop, palet untuk flooring, berbagai hadiah menarik, konten untuk kebutuhan flyer, X Banner, Spanduk, kaos SPG, sticker, meja booth. Belum lagi ada perintilan-perintilan kecil yang cukup banyak dan fatal jika terlewat. Duh, itu seminggu menegangkan yang taruhannya adalah nama perusahaan.

Perintilan-perintilan kecil memang sudah terselesaikan, tapi urusan desain dan hadiah membuat semua serba lama karena harus menunggu persetujuan pimpinan yang tentu memiliki segudang urusan lain.

Ide-ide desain yang sudah dikirimkan terus saja dalam antrian. Sungkan untuk mendesak, mau tidak mau kami harus menunggu hingga beliau memberikan pendapat tentang desain dan hadiah yang kami ajukan.

Persetujuan ini kami terima hari keempat yang berarti tiga hari menuju travel fair dimulai. Padahal, berdasarkan briefing, properti booth sudah harus mulai masuk Kamis malam.

Aku buta Jakarta, timku pun demikian. Aku tidak tahu dimana tempat untuk mencetak backdrop yang bisa ditunggu. Dimana tempat untuk menghias styrofoam jadi benda unik dan lucu dengan ketebalan sesuai permintaan pimpinan.

Memang, kami sudah mencoba menghubungi beberapa percetakan yang dikenal, namun tidak ada yang menyanggupi selesai dalam satu hari. Iya! Harus selesai di hari yang sama karena malam itu juga, seluruh barang keperluan booth sudah mulai harus dicicil masuk ke mall terutama untuk membentuk booth. Arrggghhh, benar-benar bikin panik! Aku dan timku sudah hopeless saat itu by the way. Kami sepakat jikapun harus ditegur atau diberi peringatan, kami ikhlas. Sepasrah itu.

Tapi bukan deadline namanya jika tidak bisa memaksa otak dan adrenalin bekerja lebih cekatan. Istilah kerennya "The power of kepepet"

Bermodal tampang memelas, "membawa nama pimpinan" a.k.a "tadi ibu bilang minta bantuan sama kamu" - yang pasti ampuh dan ngga bakal ditolak - serta kondisi yang terdesak, kami meminta bantuan kepada salah seorang staff laki-laki di kantor dan syukurlahhhh dia juga mau membantu. Kita sebut saja namanya Ari.

#SelaluBisa Walau Deadline Bersama #AplikasiUntukSemua

Sejujurnya, aku sempat ingin mengutuk deadline ini tapi tidak jadi karena bantuan Ari yang mau turun ke lapangan mencari langsung percetakan yang bisa menyelesaikan kebutuhan kami di hari yang sama.

Kurang lebih jam 10.00 WIB di hari Kamis itu, kami bertiga berlomba dengan waktu.

Lewat jaringannya yang cukup luas, Ari akhirnya dapat informasi kalau di sekitar Tanah Abang ada percetakan yang menyanggupi print backdrop selesai dengan cepat dan bisa ditunggu.

Dia mengambil handphone yang terselip di kantung celananya. Mengutak atik hpnya sesaat lalu bergegas meninggalkan ruanganku, mengambil tasnya lalu kembali lagi ke ruanganku.

"Gue ke tanah Abang. Ga usah pake mobillah, lama. Macet. Gue naik grab bike. Abangnya (baca; driver) udah di bawah. Kabarin kalau ada yang perlu diberesin lagi" Lalu bergegas pergi ke arah lift.

#SelaluBisa Hanya selang satu menit setelah melakukan pemesanan, driver grab bike yang membawanya ke Tanah Abang sudah menunggu di depan kantor #AplikasiUntukSemua. Sementara kami berdua tinggal di kantor menyiapkan hal lain yang perlu dibawa nanti ke mall.

#SelaluBisa Tak ingin ada yang terlewat satupun, setelah koordinasi dengan staff lain yang menyimpan eventdesk di tempat berbeda, aku memesan GrabExpress Instan - Bike untuk mengambil benda tersebut dan mengantarkannya ke kantor kami. Mudah sekali, cepat, juga murah. Tidak berat sebetulnya, namun ukuran benda ini cukup merepotkan jika diletakkan di motor meskipun tidak membahayakan. Aku sedikit khawatir awalnya, untunglah, drivernya juga kooperatif dan berkenan untuk membantu #AplikasiUntukSemua

Disela-sela kepanikan yang sedang berlangsung, selalu saja ada hal lain yang rasanya ikut-ikutan nambahin pikiran. Ari kembali menghubungi lewat pesan WhatsApp dan butuh pulsa untuk menghubungi pihak percetakan untuk memastikan kembali lokasinya.

Komunikasi lewat WhatsApp memang sangat efisien, namun dalam kondisi buru-buru aku kurang menyukai komunikasi lewat WA karena suara yang sampai ke telinga kadang delay, belum lagi jika jaringan lawan bicara bermasalah yang menyebabkan suara sesekali hilang. Alasan ini jugalah yang membuat Ari meminta dibantu kebutuhan pulsanya demi mempermudah komunikasi.

Selama ada #AplikasiUntukSemua, tidak ada masalah. Aku menyelesaikan urusan pulsa ini begitu cepat. Memanfaatkan aplikasi Grab yang #SelaluBisa diandalkan. Kebetulan saldo OVO juga masih penuh sehingga urusan lebih dimudahkan tanpa ada drama transfer bank untuk pembayarannya.

Sekitar pukul 15.00 WIB, hampir seluruh kebutuhan terselesaikan. Satu per satu benda yang perlu dibawa sudah tercontreng di dalam list sebagai penanda bahwa barang tersebut sudah ada dan siap untuk diangkut.

Berkejaran dengan waktu memang bukan hal yang mudah meski cukup menantang untuk diselesaikan. Kami yang sudah mulai tenang akhirnya bisa mencicipi sate ayam yang sengaja kupesan lewat #AplikasiUntukSemua Grab Food #SelaluBisa bersama dengan Ari yang sudah kembali dari tanah abang dengan bawaannya yang super merepotkan. Hahaha.

Pukul 17.00 WIB, kami sudah berada di basement. Menanti pengemudi Grab Express Instant - Car untuk membawa ragam kebutuhan booth ke Bekasi.

Aku tidak mengira urusan travel fair ini akan terselesaikan. Meski sempat panik, deadline akhirnya beres berkat #AplikasiUntukSemua Grab yang #SelaluBisa

Ah iya, setelah berjibaku selama satu minggu penuh, ini dia salah satu sudut booth yang menurutku super lucu

Salah satu sudut booth yang menarik | Foto: Dokumen Pribadi
Salah satu sudut booth yang menarik | Foto: Dokumen Pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun