Mohon tunggu...
Efa Butar butar
Efa Butar butar Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Content Writer | https://www.anabutarbutar.com/

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Museum Pertanian Bogor, Mempertahankan Sejarah dan Edukasi Seru Mengenal Pertanian Indonesia

22 April 2019   22:08 Diperbarui: 22 April 2019   22:15 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peresmian Museum Pertanian Bogor dan Gedung P3D | Foto: Efa Butar butar

Maka dari sejarah pertania di masa lalu, pertanian di masa kini dan persiapan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia di tahun 2045, museum ini hadir dengan mengangkat tema "Bertolak Dari Masa Lalu, Menapak Ke Masa Depan (Connecting the Past to the Future).

Serunya Belajar Pertanian di Museum Pertanian Bogor

Usai diresmikan, seluruh undangan diperkenankan masuk dan menjelajah isi museum. Di dalam museum ini, pengunjung memang digadang-gadang seakan memasuki lorong waktu.

Lesung dan alu ukuran besar di dalam museum | Foto: Efa Butar butar
Lesung dan alu ukuran besar di dalam museum | Foto: Efa Butar butar
Betul saja, pertama melangkah ke dalam museum, maka pengunjung akan dipertemukan dengan sebuah lesung dan alu yang berukuran cukup besar. Bagi mereka yang dari desa dan sempat merasakan hal seperti ini, pemandangan seperti ini tentu saja membawa pengunjung seperti bernostalgia dengan kondisi sebetulnya yang pernah dirasakan. Bedanya, lesung dan alu ini memang  berada dalam gedung dengan perawatan yang maksimal dan pencahayaan yang baik.

Miniatur sawah dan kegiatan petani | Foto: Efa Butar butar
Miniatur sawah dan kegiatan petani | Foto: Efa Butar butar
Tepat di belakang lesung dan alu tersebut, ada pula sepetak sawah, dua ekor kerbau yang sedang membawa luku serta seorang petani yang siap untuk menggiring dua ekor kerbau tersebut untuk membajak sawahnya.

Sebuah pemandangan yang memang adalah "jiwa" pertanian itu sendiri di masa lampau.

Dari sana, pengunjung akan memasuki kehidupan pertanian masa lampau. Rumah kayu kokoh berwarna coklat, sepeda untuk membawa hasil panen, kandang ayam yang terbuat dari anyaman bambu di depan rumah, cahaya redup sebagai simbol pencahayaan di masa lampau hanya mengandalkan lampu teplok yang temaram, tungku api dengan kayu sebagai alat utama untuk menyalakan api tak lupa di atasnya deretan jagung serta telur ayam, kendi, rantang besi dengan corak hijau untuk bekal makanan saat ke sawah, keranjang untuk meletakkan hasil panen, serta grobok untuk penyimpanan hasil panen.

Pemandangan ini menjadi deskripsi yang cukup jelas seperti apa kehidupan pertanian Indonesia di masa lampau. Uniknya lagi, museum didesain sedemikian rupa, mulai dari pencahayaan, pemilihan warna, termasuk ke aroma ruangan yang membuat pengunjung memang seolah-olah sedang berada di sebuah rumah petani di masa lampau.

Pengunjung yang berfoto di spot lucu | Foto: Efa Butar butar
Pengunjung yang berfoto di spot lucu | Foto: Efa Butar butar
Sederet perlengkapan yang sangat detail. Tak heran banyak pengunjung yang tertarik dan memutuskan untuk mengabadikan diri dengan berfoto di berbagai spot foto yang lucu, keren serta unik.

Sebuah keputusan yang tepat untuk dapat menarik pengunjung lebih banyak dan lebih ramai, mengingat pengunjung sekarang terutama generasi millenial akan jauh lebih tertarik untuk mengenal lebih jauh dengan visual yang terasa nyata serta dibuat dengan cara yang unik. Melihat -  berfoto -- belajar -- posting - hingga akhirnya berhasil menarik orang lain untuk datang ke lokasi yang sama.

Pengunjung diberi ijin untuk mengisi pohon harapan | Foto: Efa Butar butar
Pengunjung diberi ijin untuk mengisi pohon harapan | Foto: Efa Butar butar
Beralih dari lantai 1 ke lantai 2, pengunjung akan memasuki sebuah gerbang yang diberi nama "Gerbang Kemerdekaan" sebuah gambaran pertanian Indonesia masa kini. Di sini, selain dapat melihat langsung berbagai rempah-rempah dan hasil panen pertanian Indonesia, pengunjung juga bisa berfoto ala-ala gadis Sunda yang sedang memetik daun teh. Lengkap dengan kebaya, topi dan keranjangnya. Ada pohon harapan juga yang dapat diisi oleh pengunjung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun