Mohon tunggu...
Efa Butar butar
Efa Butar butar Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Content Writer | https://www.anabutarbutar.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sebulan Sebelum Sidang, Skripsi Hilang

11 April 2018   23:08 Diperbarui: 11 April 2018   23:26 1000
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Laptop hilang, skripsi melayang | Foto: Brillio

Puas balas dendam pada kelelahan berbulan bulan demi ACC skripsi ini, kami kembali ke kostnya - yang bisa disebut sebagai markas kami bertiga karena paling dekat dengan kampus, tempat paling nyaman untuk tidur siang kalau ada jam kosong, juga tempat curhat kalau lagi galau baik urusan cowo ataupun urusan nilai -- bergegas ke kost untuk mengambil tas masing-masing dan pulang.

Laptop Hilang, Skripsi Melayang

Ini tadi kenapa saya bilang bahwa mencari kost kostan di daerah kampus itu harus benar-benar teliti, hati-hati, dan harus cermat dari segi keamanan dan kenyamanan terutama bagi seorang mahasiswi.

Satu kesalahan yang sangat fatal bagi orang yang tinggal di kost di daerah ramai adalah tidak mengunci kembali pager kost-an sehingga memudahkan orang-orang yang tidak bertanggung jawab lebih mudah untuk melakukan tindakan kriminal. Dan saat kami kembali ke kost, pager yang biasanya tergembok, sedikit terbuka dan gembok hanya tergantung di sana. Kami saling tatap!

Benar saja. Feeling sudah tidak enak sejak menemui kondisi pager yang seperti itu. Lemas sudah saat berada di depan pintu kamar dan menyadari kondisi jendela nako sudah hilang satu.

Buru-buru masuk ke dalam, laptop teman saya yang baru saja merasakan kebahagiaan ini sudah raib. Hilang tak berbekas. Turut juga hp saya yang sedang saya isi ulang baterainya -- saat itu lagi tren trennya Blackberry -- berikut dengan chargernya disikat juga.

Sedih ya tentu. Sedihnya double-double. Laptop hilang sama dengan kehilangan semua data yang menjadi referensi skripsi untuk memperkuat opini, belum lagi foto-foto lampiran yang sudah diperjuangkan selama berbulan-bulan melakukan penelitian.

Lebih sedih lagi karena semua data itu tidak ada back up an nya. Mau sedih karena hp juga ikut hilang, lenyap sudah. Tak kuasa melihat teman saya yang sudah menangis meraung raung layaknya kehilangan sesuatu yang sangat sangat berharga.

Hal yang paling menyebalkan adalah saat tetangga kost malah salah fokus dan sempat-sempatnya bertanya tentang harga laptop sementara kami bertiga pusing membayangkan apa yang harus kami lakukan dengan persiapan sidang mendatang kalau semua data yang diperlukan hilang.

Satu-satunya hal yang cukup membantu menenangkan adalah, bahwa pembimbing kami di Subang pernah mengirimkan foto-foto kenangan selama kami berada di Subang, termasuk beberapa foto untuk lampiran skripsi.

Memiliki printer sendiri memang terkadang membuat diri lengah dan kurang waspada dalam menyimpan file-file digital. Merasa bahwa semua akan baik-baik saja. Kalau butuh versi cetak, ya sudah, tinggal print saja. Sementara teman-teman yang lain tetap siaga dengan flashdisk jika sewaktu waktu membutuhkan atau sewaktu waktu laptop bermasalah dan tidak bisa dioperasikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun