Mohon tunggu...
Een Nuraeni
Een Nuraeni Mohon Tunggu... Administrasi - pekerja sosial

"Orang yang tidak menulis, tidak punya sejarah"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lelah dan Ingin Menyerah

4 Januari 2021   08:10 Diperbarui: 4 Januari 2021   08:23 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku merasa sangat lelah dengan semuanya. Pikiran sangat runyam, membuat sangat malas untuk beraktifitas dan berinteraksi diluar. Ingin tiduran saja. 

Tidak ingin memikirkan apapun. Tidak ingin melakukan apapun. Bahkan tidak ingin bertemu dengan siapapun untuk beberapa saat. Lelah, bukan fisik tapi hati atau mungkin mental. 

Entahlah. Kalau bisa, ingin pergi ke sebuah vila yang nyaman di pulau kecil menikmati udara pantai yang hangat di pagi hari sendirian.

"Kamu tidak bahagia...?" Ujar temanku singkat.

Mungkin.

Aku berada disebuah titik jenuh dan sudah sangat sulit memaklumi beberapa hal yang sebelumnya bisa kumaklumi. Aku yang tolerant dan peduli dengan semuanya kini berbalik tidak ingin lagi tau apapun dan hanya ingin pergi. 

Rasa sayang yang selama ini ada hilang begitu saja meski berulang kali coba kuingat-ingat kenapa dulu begitu sangat menyayangi. Kenapa dulu begitu gigih bertahan dan bisa memaklumi banyak hal dengan begitu mudah.

Rasa lelah itu datang tak tertahankan. Aku sudah tidak bisa membujuk diri  untuk bisa bersabar. Sudah sangat sulit menemukan alasan untuk terus bertahan.

Diri ini terlanjur kecewa, menyadari kenyataan kalau aku sudah ditinggalkan tanpa sadar. Menyadari ternyata hanya aku yang mencoba bertahan selama ini. Kamu hanya pura-pura peduli untuk tidak menyakiti. Kamu hanya sesekali hadir agar aku merasa terhibur.

"Kamu selama ini bertahan sendirian... pantas saja merasa lelah" Ujarnya lagi.

Tak pernah terpikir sebelumnya, jika semua hanya kepalsuan atau mungkin keterpaksaan yang membuatmu selama ini bertahan untuk tetap tinggal. Aku hanya ingin melakukan yang terbaik dan menjaga apa yang Allah titipkan. Aku selalu berharap kamu akan bahagia dengan semuanya, tapi aku malah lupa untuk menanyakan kepada diri sendiri apakah aku juga cukup bahagia?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun