Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerita Mini | Jenderal Kancil Kebelet Jadi Khotib Jumat

16 Oktober 2020   07:59 Diperbarui: 16 Oktober 2020   08:23 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi, sholat di Masjid Istiqlal. Foto | Warta Ekonomi

Kerennya, organisasi yang dipimpinnya bergerak pada perbaikan moral. Sebab, ia melihat para pemimpin negeri tidak amanah dalam menjalankan roda pemerintahan. Dengan organisasi ini, dengan modal tabungan yang dimiliki, -- sang jenderal yang terkenal kaya raya itu -- mengajak rekan-rekannya yang masih sehaluan untuk bergabung.

Ya, maulah. Apalagi dukungan logistik dan finansial memadai. Untuk memberi dukungan kepada sang jenderal modalnya pun murah. Cukup dengan kata kunci, asal bapak senang alias ABS.

Sang jenderal menyebut dirinya akan berada di garda terdepan dalam perbaikan moral. Ia juga memberi jaminan kepada rekan-rekannya akan memberi perlindungan bila menghadapi kendala dari barisan penguasa.

"Hebat, jenderal ini," kata seorang rekannya yang sering memberi pujian dan kecipratan rejeki yang terus mengalir secara rutin.

Nah, untuk memberi kesan sebagai seorang relegius, Jenderal Kancil ingin menjadi imam shalat Jumat. Ya, bukan itu saja. Bila perlu menjadi khatib shalat Jumat untuk dimanfaatkan sebagai sarana penyampaian pesan dan gagasannya dalam memerangi moral buruk di kalangan penguasa.

Jadi khotib shalat Jumat adalah salah satu forum efektif untuk memerangi kezaliman penguasa. Ia dapat bebas mengeluarkan pendapatnya tanpa harus diinterupsi oleh anggota jemaah shalat Jumat.

**

Jenderal Kancil terpaksa harus berhadapan dengan marbot, yaitu petugas masjid yang bertanggungjawab mengurus keperluan langgar/surau atau masjid, terutama yang berhubungan dengan kebersihan lingkungan tempat ibadah tersebut.

Marbot adalah orang kecil. Tapi sang jenderal tak kuasa untuk memites atau mematahkan argumentasi sang merbot kala berdebat.

Ini gegara sang jenderal tiba-tiba maju, naik ke mimbar untuk menjadi khotib shalat Jumat.

Imam masjid dan khotib dipaksa tetap duduk. Sementara sang jenderal tetiba naik ke mimbar tanpa didahului bacaan yang disampaikan seorang muroqi. Sang jenderal, dengan penuh keyakinan, hanya menyampaikan ucapan salam lalu disusul pesan-pesan sebagaimana kala ia berpidato di hadapan para prajuritnya tempo lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun