Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Dampak Covid-19, Jamu Tradisional "Naik Daun"

19 Maret 2020   11:57 Diperbarui: 19 Maret 2020   13:17 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pejual jamu tradisional. Foto | Dokpri

Belakangan ini, kalangan masyarakat dari strata kelas menengah ke atas tengah menggemari mengonsumsi jamu tradisional. Bisa jadi hal itu sebagai dampak dari COVID-19 yang tengah mewabah di berbagai belahan dunia.

Banyak orang kini berupaya menjaga kebugaran tubuh agar tak terjangkit virus corona dengan mengonsumsi jamu tradisional.

Nah, untuk memperkuat daya tahan tubuh, diyakini mengonsumsi jamu tradisional  membuahkan hasil. Mencuatnya imbauan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini belum lama ini ikut mendorong masyarakat mengonsumsi jamu.

Warga diharapkan tidak perlu resah dan takut terkait penyebaran virus corona. Masyarakat bisa memperkuat sistem imun dengan obat-obatan herbal yang berasal dari ramuan tradisional Indonesia bernama empon-empon, seperti jahe, kunyit, temulawak, hingga sambiloto.

Penulis juga pernah mendengar dari kalangan kuli bangunan bahwa mengonsumsi jamu tradional membawa fisik atau badan terasa sehat dan bugar.  Badan pegel atau nyeri di persendian tulang hilang.

Jauh sebelum itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pernah mengkampanyekan pentingnya mengonsumsi jamu sebagai upaya memelihara fisik agar tetap sehat. Bagi penulis, biarlah kita ikut mengonsumsi jamu tradisional sekalipun hal itu disebut sebagai tindakan membeo, ikutan gaya hidup orang 'gedean'. Terpenting, hidup menjadi sehat dan pikiran waras. Tidak salahkan bila harus menyontoh yang baik-baik?

Sesungguhnya jamu sudah menjadi bagian dari pengobatan tradisional Indonesia sejak dahulu. Bahkan ketika sakit, banyak yang menjadikan jamu sebagai pendamping pengobatan yang diberikan oleh dokter atau sebagai pengobatan utama. Beberapa jenis jamu telah melalui uji klinis, dan hasilnya memang memiliki manfaat bagi kesehatan.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menjabarkan bahwa yang dimaksud dengan obat tradisional adalah bahan atau ramuan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.

**

Di sebuah persimpangan jalan, dari kejauhan kusaksikan si mbok, pedagang jamu yang terlihat masih muda dan cantik, tengah melayani pembeli. Ia nampak sabar ketika melayani beberapa orang kuli bangunan. Kita maklum, kala lelaki datang bergerombolan ke hadapan perempuan cantik dapat dipastikan mulutnya mengeluarkan kata-kata rayuan ‘gombal”. Tapi, ada juga yang baik, sih.

Di situ, ia sudah membuat jamu kunyit dan temu lawak secara terpisah di dalam botol. Ketika penulis mendekat, ia menawari apakah diminum di tempat atau dibungkus. Kujawab singkat, bungkus dengan pelastik saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun