Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Cidayu Percantik Singkawang Sambut Imlek dan Cap Go Meh

24 Januari 2020   09:34 Diperbarui: 24 Januari 2020   16:11 557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wistawan lokal berpose di lokasi wisata Singkawang. Foto | Dokpri

Dari sisi toleransi, warga Singkawang memang selalu bersyukur dan bangga. Mengapa demikian?

Ini terjadi lantaran  warganya punya semangat yang sama, apakah dia etnis Cina, Dayak dan Melayu -- kemudian dikenal dengan sebutan Cidayu -- ikut menyukseskan perayaan Imlek dan Cap Go Meh yang sekarang memasuki tahun 2571 Kongzili.

Pada Jumat ini, suasana di kota itu demikian cantik. Sebelumnya pada Kamis siang warganya sudah tumpah bersama para wisata untuk menyaksikan perhelatan liong di kelenteng yang berdekatan dengan masjid.

Singkawang dengan luas luas wilayah 504 km persegi, dari sisi historis pada awalnya memang merupakan sebuah desa bagian dari wilayah kesultanan Sambas. Singkawang, yang dulu sebagai sebuah desa, kemudian menjadi tempat singgah para pedagang dan penambang emas dari Monterado.

Kita pun tahu bahwa penambang dan pedagang kebanyakan berasal dari negeri Tiongkok, sebelum mereka menuju Monterado terlebih dahulu beristirahat di Singkawang, sedangkan para penambang emas di Monterado yang sudah lama sering beristirahat di Singkawang untuk melepas kepenatannya.

Jadi, Singkawang juga sebagai tempat transit pengangkutan hasil tambang emas (serbuk emas).

Waktu itu, mereka (orang Tionghoa) menyebut Singkawang dengan kata San Keuw Jong (Bahasa Hakka), mereka berasumsi dari sisi geografis bahwa Singkawang yang berbatasan langsung dengan laut Natuna serta terdapat pengunungan dan sungai, dimana airnya mengalir dari pegunungan melalui sungai sampai ke muara laut.

Saat ini Singkawang dengan warganya yang multi etnis itu berkembang pesat. Para penambang sudah beralih menjadi petani, pedagang dan menetap di kota itu.

Pada Kamis kemarin warga tumpah ke beberapa ruas Jalan Sudirman -- Pahlawan. Mereka bergerak ke arah Wihara Tri Dharma Bumi Raya yang berdekatan dengan Masjid Raya Singkawang.

Tentu, perhelatan tersebut tak sebanding pada perayaan Cap Go Meh dua pekan mendatang.

Namun setidaknya kegiatan tersebut telah menyedot para wisatawan dari berbagai daerah. Nampak di pelosok kota, kawasan pertokoan, dihiasi lampion merah di sepanjang jalan. Keren, kan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun