Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ini Pemain Ular yang Peduli Korban Banjir

19 Januari 2020   07:54 Diperbarui: 19 Januari 2020   08:17 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Permainan ular (panjang/naga) FH'20 Usakti Jakarta. Foto | Dokpri

Kini dianya yang terbelakang

Nah, permainan ular yang kini dimainkan para ibu cantik itu juga tak kalah serunya. Tawa hadirin tak putus-putus. Hanya saja lagu yang dibawakan disesuaikan dengan lagu-lagu masa kini, pop. Keseruan memuncak kala pemain ular paling akhir (ekor) ditangkap "gerbang". 

Jika dulu ketika masih kecil bermain ular (panjang/naga) pemain terakhir terkena sanksi, seperti bernyanyi, demikian juga pemain ular yang dibawakan para ibu cantik dari FH'20 Usakti Jakarta. Hebatnya, usai menyanyi, lantas mereka diberi hadiah. Enak, kan?

Haposan Batubara siap bagikan uang. Foto | Dokpri
Haposan Batubara siap bagikan uang. Foto | Dokpri
**

Peristiwa menggembirakan itu penulis saksikan ketika para ibu cantik, ya termasuk juga para bapaknya yang banyak mengambil posisi sebagai penonton, berkumpul dalam acara Temu Kangen 2020. Perhelatan sederhana ini digelar di Apartemen Beleza, Jakarta Selatan.

Sekitar 70 orang memenuhi restoran apartemen tersebut. Jika peserta seluruhnya hadir, wah bisa kewalahan pelayan restoran memberi layanan. Saat itu kebanyakan anggotanya berhalangan hadir karena cuaca tak mendukung. Sebagian wilayah Jakarta pada Sabtu (18/1/2020) tergenang banjir.

Ketua panitia Haposan Batubara nampak sibuk mengatur perhelatan tersebut. Namun ia tak kuasa mengatur seluruh rangkaian mata acara. Justru para ibu cantik lebih dominan menguasai jalannya pertemuan temu kangen tersebut.

Sudah dapat diduga kala para ibu cantik bertemu dengan sesama rekannya, terlebih satu kampus ketika masih muda belia, suasana lebih ramai. Andai saja penyanyi tak menggunakan bantuan pelantang, bisa jadi suaranya tertelan suara para ibu yang tengah melampiaskan rasa rindunya. Ramai dan ceria. Itulah suasananya yang dapat digambarkan.

Pak Rudy, Ketua FH'20 Usakti Jakarta (kanan) tengah berdiskusi dengan rekannya. Foto | Dokpri
Pak Rudy, Ketua FH'20 Usakti Jakarta (kanan) tengah berdiskusi dengan rekannya. Foto | Dokpri
Tapi, jangan dikira, perhelatan itu sebagai aktivitas "wah-wah". Justru mereka hadir terdorong atas keprihatinan yang terjadi di sekitarnya. Apa itu? Tak terlalu jauh, sih, yaitu peristiwa banjir dan para korbannya.

Kita berharap FH'20 Usakti Jakarta ke depan makin solid. Perhelatan temu kangen yang digelar pada Sabtu siang itu berlangsung penuh berkah. Ini adalah media silaturahmi paling efektif. Dan, sekaligus momentum itu dimanfaatkan untuk menyusun perencanaan kegiatan ke depan.

"Tegasnya, sekalipun pertemuan tak terlalu formal, kita membuat program. Program terpenting adalah bagaimana FH'20 Usakti Jakarta ke depan dapat memberi kontribusi positif bagi lingkungannya," kata Ketua FH'20 Usakti, Rudy Haris kepada penulis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun