Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Rendang, Makanan Khas Padang Bikin Orang Meradang

18 September 2019   06:00 Diperbarui: 18 September 2019   07:55 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rendang, makanan khas Padang. Populer di nusantara dan mancanegara. Foto | Tribunnews.com

Ini bukan karena rendangnya, makanan khas orang Padang yang dinilai bikin gara-gara, yang kemudian ada ibu-ibu ribut lantaran tidak kebagian makan rendang pada sebuah acara perhelatan.

Penulis dan istri jadi terbawa ngakak menyaksikan video di telepon genggam. Bagaimana tidak tertawa, hanya gara-gara rekannya mengambil rendang berlebihan dan temannya tak kebagian lalu jadi cekcok. Perang mulut.

Video itu memang menjadi viral dan ditayangkan di layar kaca. Meminjam istilah si Raja Dangdut, Roma Irama, boleh jadi kejadian tersebut dapat dianggap 'sungguh terlalu'.

Tapi, apa boleh buat, ibu-ibu yang cekcok lantaran ingin makan rendang tadi sudah terjadi. Kita berharap, mereka cekcok tidak alam arti sebenarnya. Kalaulah benar, ya segera berdamai.

Belakangan tersiar kabar baru bahwa "cekcok" ibu-ibu dalam perhelatan tersebut adalah bagian dari strategi iklan. Ternyata, kita, warga nitizen, telah termakan iklan. Hehehe.

Lepas dari peristiwa itu, rendang ya rendang. Rendang adalah makanan terbuat dari daging lembut, diolah sedemikian rupa dengan racikan bumbu-bumbu plus santan kelapa yang menjadi ciri makanan orang Padang.

Dalam literatur, randang adalah masakan daging dengan bumbu rempah-rempah yang berasal dari Minangkabau. Masakan ini dihasilkan dari proses memasak yang dipanaskan berulang-ulang menggunakan santan sampai kuahnya kering sama sekali 

Yang penulis ketahui adalah makanan ini sudah kesohor dari dulu. Jadi, kalau tidak diiklankan pun orang tetap gemar memakan rendang.

Rendang memang bagi penulis selalu memukau. Punya daya pikat dan mengundang selera makan. Tapi, sekali lagi, jangan salahkan rendangnya ketika ibu-ibu cekcok.

Yang jelas memang kehadiran rendang dalam suatu perhelatan mengundang selera makan. Terlebih, ketika kita sedang lapar berat.

Mau buktinya? 

Begini. Di penghujung Agustus lalu, tepatnya Ahad (25/8/2019), tetangga yang kami anggap sebagai enek sendiri, Hj. Sofni binti Buyung, wafat. Ia memang etnis Padang. Tapi bukan Padangnya yang kami menjadi merasa dekat semasa ia sehat. Ia selalu memberi perhatian kepada para tetangga meski dalam keadaan sakit.

Secara kebetulan pada Ahad itu isteri penulis membuat rendang. Ya, tak banyak. Sekitar 2 kg. Buatnya pun usai shalat Subuh.

Pada Ahad siangnya, sekitar Pukul 09.00 Wib, kami mendapat kabar nenek Sofni wafat. Kami, sekeluarga kaget. Sontak berlarian ke kediamannya. Kita saksikan, anak dan cucu tengah menangis.

Para tetangga lain pun ikut berdatangan. 

Nah, sudah menjadi kebiasaan di lingkungan kediaman kami, jika ada warga tertimpa musibah, para ibu dengan cepat menggelar rapat kilat.

Isi rapat membahas soal masak-memasak yang hasilnya akan disuguhkan kepada para tamu, pekerja yang membantu anggota keluarga tengah tertimpa musibah, dan relawan yang ikut mengantar ke pemakaman.

Menariknya, ketika makanan yang dibuat para ibu disuguhkan, diam-diam isteri penulis membawa rendang yang dibuatnya. Rendang disajikan di atas meja bersama makanan buatan para ibu lainnya.

Eh, luar biasa. Ternyata, rendang buatan isteri penulis menjadi sasaran prioritas pertama untuk disantap bersama nasi. Makanan lainnya, maaf, seolah dinomorduakan.

Di sini, ada perasaan bangga bahwa rendang buatan isteri penulis disukai banyak orang. Di sisi lain, jadi malu juga sih, makanan lain jadi dinomorduakan.

Ya, begitulah daya magnit rendang, makanan khas orang padang. Untung para ibu di situ tidak meradang karena makanannya tak cepat habis.

Rendang memang sudah menginternasonal. Apa buktinya?

Perhatikan. Ketika musim haji tiba, banyak anggota jemaah haji kelompok terbang (Kloter) Padang dapat dipastikan membawa rendang. Makanan itu juga diberikan oleh Pemda Sumatera Barat (Sumbar).

Rendang makin populer. Sebab, sering kali kita saksikan mana kala Ramadhan tiba banyak orang Padang yang bekerja di kantoran jualan rendang.

Bisa jadi, jika nanti Kementerian Perdagangan digabung dengan Kementerian Luar Negeri, para diplomat kita tak malu lagi memasarkan rendang kepada diplomat asing.

Hehehe. Makanya, rendang jangan lagi dipandang sebelah mata. Bisa jadi, karena kelebihan yang dimilikinya, iklan numpang pada nama besar rendang. Lalu, orang dibuat penasaran dan meradang karena rendang. Karena itu, penting diingatkan, jangan makan rendang sedikit. Sebab, tidak nendang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun