Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Golok Buntet, Mahkota Maen Pukulan

8 September 2019   19:01 Diperbarui: 8 September 2019   19:10 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi, Maen pukulan (Silat) di Betawi sudah dikenal sejak zaman Kolonial Belanda. Golok adalah mahkotanya. Foto | Jakarta Kita

(B) : Bang, Ade pagi ade malem

Ade pula bulan ade matahari

Kalo bukan lantaran perawan noh di dalam

Kaga bakalan gue anterin kemari.

Lantas, pantun makin terasa "panas" lantaran salah satu pihak mengatakan:

Kentang sepukul, elu nantang gue pukul.

Sontak, maen pukulan tak terhindarkan. Seorang jawara dari kulon meloncat dan meminta Bang Idris segera maju.

Bang Idris hanya meju selangkah. Sementara sang penantang dengan pukulan cepatnya mengarah ke muka dan dapat dihindari. Pukulan kembali diulang, tapi tak mengena. Bang Idris menghentakan kaki disambut sepakan ke arah kuda-kuda, tapi justru membuat sang lawan mental.

Sang lawan berharap Bang Idris mengeluarkan Golok Buntet. Caranya, ia memancing dengan mencabut golok agar ditimpali permainannya. Tapi, justru Bang Idris tak meladeni dan menyudahi penampilannya.

Acara masih berlanjut. Para jawara maen pukulan tampil tak kalah memukau dengan permainan goloknya masing-masing. Tapi, para jawara merasa kecewa lantaran Bang Idris tak memainkan Golok Buntet miliknya.

Saking kecewanya, seorang jawara bernama Jabrik tampil ke muka. Di hadapan para undangan meminta agar Bang Idris untuk kembali tampil dan memainkan Golok Buntet. Bagi para jawara, murid Kiyai Toha, golok itu punya keistimewaan khusus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun