Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Hukum Artikel Utama

Kisah Menteri Tendang Koper, Uang Berhamburan

22 Maret 2019   08:45 Diperbarui: 22 Maret 2019   17:05 5259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
M.Maftuh Basyuni. Foto | Dokumentasi Keluarga

Belakangan, gugatannya kepada pemerintah Arab Saudi mengenai Ana Katering dimenangkannya. Kemenangan tersebut disambut "sepi", jajaran Kemenag tak banyak memberi respon positif. Apa lagi apresiasi kepada pimpinan yang berhasil.

Di Kementerian itu, Maftuh memang banyak menghadapi musuh yang senyatanya dan musuh tersembunyi bagai semut hitam bekerja pada malam hari. Tak heran, kala bekerja di sini, ia tak berani makan sembarangan. Minum pun harus dibawa dari rumah sendiri.

"Saya harus berjaga dari tangan kotor. Menjaga diri wajib dari guna-guna," katanya suatu saat kepada penulis ketika makan bersama di ruang kerjanya. Saat itu, penulis pun ditemani Rektor Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang, Prof. Imam Suprayogo.
***
Menyaksikan tanyangan Indonesia Lawyers Club (ILC ) pada Selasa (19/3/2019) malam lalu, sungguh hati penulis merasa hancur. Usai menyaksikan tayangan tersebut, mata sulit dipejamkan alias susah tidur. Jelang shalat Subuh, pikiran masih terbawa kepada ucapan narasumber: Mahfud MD, sebagai pembicara penutup dan mantan Irjen Kemenag M. Jasin yang mengungkap borok akut di Kementerian tersebut.

Esoknya, di stasiun lainnya, tanyangan dalam program Mata Najwa muncul lagi dengan narasumber yang sama minus Mahfud MD. Di sini, Kemenag betul-betul dikuliti habis. Nggak percaya, coba cari tahu di tv streaming online. Di situ, dapat tergambar betapa luar biasanya permainan pat-gulipat di Kementerian yang sayogianya harus mengambil posisi sebagai penjaga moral bangsa.

Sejarah korupsi, suap dan penyalahgunaan wewenang terungkap. Kementerian Agama atau Kemenag ini seolah menjadi pionir dan betul-betul menjadi lumbung kesalahan dalam pengelolaan keuangan. Karenanya, tidak heran, almarhum KH Hasyim Muzadi pernah mengatakan kepada penulis bahwa di Kementerian yang satu ini, uang tuhan pun berani dirampoknya.

Ini pernyataan menyakitkan bagi jajaran Kementerian itu menyusul setelah terangkapnya Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy alias Rommy. Ketua Partai Ka'bah ini tertangkap melalui operasi tangkap tangan (OTT) pada Jumat (15/3/2019) lalu di Surabaya bersama beberapa orang Kemenag.

Beritanya menggegerkan publik. Lalu, publik pun mempertanyakan pentas pertarungan pemilihan presiden (Piplpres) 2019, apakah kubu 01 Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin kena pukulan telak dan kubu 02 Prabowo Subianto-Sandiaga S Uno berjaya? Hal ini erat kaitannya lantaran Rommy adalah satu dari beberapa pengurus partai lainnya yang duduk sebagai bagian tim sukses Jokowi -- Ma'ruf.
***
Lepas dari hiruk-pikuk Pilpres yang dalam satu bulan ke depan akan memasuki hari pencoblosan, penulis ingin sedikit memberi gambaran bahwa dari berita buruknya kementerian tersebut ternyata masih ada sosok manusia yang telah bekerja keras membersihkan kementerian tersebut dari tangan-tangan kotor.

Penjelasan nara sumber pada acara ILC seperti Mahfud MD, M. Jasin dan beberapa orang lainnya yang telah membuka mata publik demikian lebar sekaligus juga memberi solusi perbaikan bagi para Aparatur Negeri Sipil (ASN) Kemenag.

M. Jasin telah bekerja optimal dan berbuat bagi perbaikan selama menjabat sebagai Irjen. Tercatat perbaikan sangat menonjol adalah pengaturan dalam pembiayaan nikah. Selama pembenahan, M. Jasin dikecam habis-habisan dan kebijakannya dinilai irasional.

Aturan lainnya yang sampai saat ini dipakai meski berikutnya tidak diikuti di lapangan lantaran M Jasin mengakhiri tugasnya di situ. Pemisahan dana haji yang dikelola badan tersendiri -- Badan Pengelola Keuangan Haji (disingkat BPKH) -- telah menyelamatkan uang tuhan dari tangan-tangan kotor.

Namun sayangnya, seperti orang mengenakan kain sarung ketika tidur sebagai selimut dan menghindari gigitan nyamuk, ditarik ke atas bagian kaki terbuka, ditarik ke bawah bagian kepala terbuka. Jadi, selalu saja ada bagian yang sulit ditutup dari serangan nyamuk nakal. Begitu gambarannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun