Â
Sutradara Aria Kusumadewa dan produser Zairin Zain selalu saja menggiring ingatan penulis kepada Film Kentut. Terutama kala berlangsung Pilkada, Pilpres dan saat memasuki tahun politik.
Maaf, kata kentut di sini jangan dimaknai karya sutradara itu tidak berkualits atau jauh di bawah standar. Film (berkualitas) kentut," bukan itu maksudnya.
Kata kentut di sini adalah sebuah judul film yang masih belum tergolong jadul. Kentut adalah nama judul film humor. Bagi pecinta film tentu tak soal. Tapi, bagi  orang awam dan kala dijadikan percakapan, bisa jadi orang yang mendengar salah menafsirkannya.
Seingat penulis, Film Kentut baru berusia dalam kisaran 10 tahunan. Penulis kala menyasikan film ini sekitar tahun 2011. Film ini adalah potret politik di Tanah Air. Utamanya terkait ketika berlangsung pemilihan kepala daerah, pemilihan anggota legislatif hingga presiden.
Meski tidak digambarkan secara terang benderang prilaku orang-orang yang tengah sibuk dalam pesta demokrasi itu.  #sayitwithfilm begitulah ungkapan yang mendekati ke hati publik. Sebab, sejatinya penonton dapat menarik kesimpulan bahwa cerminan tersebut terlihat dalam Film Kentut.
Kentut, sesuai dengan namanya, mampu mengocak penonton. Menariknya dari film ini, adalah kemampuan sutradara melalui pemainnya: Deddy Mizwar, Ira Wibowo, Keke Soeryo, Cok Simbara, Iis Dahlia, Rahman Yakob, Hengky Tornando, Anwar Fuady, Zairin Zain, Medina Kamil mampu menggambarkan prilaku para politisi dengan sopan, diungkap dengan jenaka sehingga tak menimbulkan rasa bosan bagi penonton dan ketersinggungan bagi pihak terkait.Â
Realias keseharian, kentut yang keluar dari dubur seseorang bisa menimbulkan tawa, namun sebaliknya dapat menjadi musibah. Maka, waspadalah. Sebab, udara busuk yang satu ini bisa menjadi pedang bermata dua jika tak tahu bagaimana cara kentut yang baik di hadapan orang.
Jika anda punya rekan atau sahabat - terlebih dia pejabat - tiba-tiba kentut di suatu tempat di kerumunan orang tengah ngobrol, bisa jadi mendengar suara kentut nyaring tak menimbulkan marah. Malah bisa tertawa bersama.
Berbeda jika kentut itu keluar dari orang tak dikenal, yang tiba-tiba melintas di depan anda yang sedang berdiri, bisa jadi menimbulkan pertengkaran karena kentut (bau pula) di sembarang tempat dianggap tak sopan. Padahal, di negeri ini, tak pernah terlihat papan pengumuman larangan kentut di sembarang tempat. Yang ada dilarang merokok, buang sampah harus pada tempatnya, buang air kecil bayar di toilet umum.
Jika anda kentut saat makan bersama keluarga, bila itu keluar dari bapak, pasti anak-anak tak berani protes. Tapi, jika datangnya dari orang yang tak disukai, maka kentut tadi menjadi pemicu mendatangkan pertengkaran.