Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

BTN Pikat Nasabah Melalui Layanan Prima

11 Februari 2019   22:20 Diperbarui: 12 Februari 2019   19:10 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto | PropertyBank.com

Ada satu hal yang berkesan bagi penulis kala mendapat kemudahan fasilitas kredit dari BTN, sekitar tahun 80-an. Saat itu penulis baru saja menikah dan terasa menderita karena punya uang banyak terkuras hanya untuk membayar rumah kontrakan.

Setelah berdiskusi dengan isteri, akhirnya diputuskan membeli rumah BTN di wilayah pinggir Jakarta. Tentu saja fasilitas umum dan sosial saat itu belum lengkap. Apa lagi jalan raya dan transportasi belum menggembirakan.

Setelah membayar uang muka atau down payment, penulis mendapat sejumlah surat dari pengembang dan surat keterangan dari kantor, kemudian dokumen tersebut disodorkan ke manajemen BTN. Tak terlalu lama, persetujuan dari BTN pun keluar.

Wuih, hati rasanya gembira. Mertua dan orang tua diberi tahu bahwa penulis telah punya rumah, meski didapat dengan cara kredit, dibayar dengan cara mencicil.

"Daripada hidup selalu jadi kontraktor, ngontrak terus-menerus. Gini, kan lebih bagus?" kata mertua kala itu.

Andai saja kala itu hidup berumah tangga dengan tinggal di rumah kontrakan, boleh jadi sampai sekarang tidak memiliki rumah. Mengapa bisa demikian? Sebab, biaya hidup makin meningkat. Terutama untuk kebutuhan pendidikan anak yang makin besar, biaya kesehatan yang makin jauh dari keterjangkauan.

Apa lagi pada saat itu, program jaminan kesehatan yang dikenal seperti Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan belum ada. Kendati begitu, penulis beruntung, untuk kesehatan ditanggung sepenuhnya dari kantor.

Waktu berjalan terus. Bersamaan dengan itu, anak-anak makin besar dan kebutuhannya pun meningkat. Anak-anak butuh kamar, karena sudah duduk di sekolah lanjutan atas. Namun untuk merombak rumah tak mungkin lagi untuk membangun rumah berlantai dua atau lebih.

Akhirnya, saat posisi kredit rumah dua bulan lagi akan lunas, penulis mengambil keputusan dan harus menjual rumah yang sudah dihuni cukup lama. Mengapa? Ya, mencari dan membeli rumah baru yang lebih luas dengan kamar lebih banyak.

Penulis merasa bersyukur, proses pelunasan rumah dan cara menjualnya dapat dukungan dari manajemen BTN. Dan, uang penjualan rumah itu kemudian dimanfaatkan untuk membeli rumah baru.

Mobil BTN keliling. Foto | Humas Trenggalek
Mobil BTN keliling. Foto | Humas Trenggalek
**

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun