Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Aku Masih Cinta Ayat-ayat Jurnalistik

7 Februari 2019   11:32 Diperbarui: 7 Februari 2019   11:59 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku Ayat-Ayat Jurnalistik, Karya Zaenuddin HM. Foto | Dokpri

Meski awak media disebut-sebut telah melacur, jadi pelacur intelektual, itu tidak berarti meruntuhkan rasa cinta terhadap ayat-ayat jurnalistik. Boleh saja Amien Rais menyebut itu dan aku terima dengan lapang dada. Pahit memang rasanya, tapi orang bijak menyebutnya itu sebagai obat bermartabat.

Aku masih cinta ayat-ayat jurnalistik karena memang bisa menari bagai ratu dunia dengan memainkan kata-kata nan indah. Aku juga masih cinta ayat-ayat jurnalistik karena bisa menjadi pedang bermata dua. Aku juga cinta ayat-ayat jurnalistik karena dapat membawa perubahan dan peradaban.

Aku juga bisa menikam seperti Amien Rais menjatuhkan lawan politiknya. Aku juga bisa memainkan dan mengangkat kehormatannya. Bacalah, puisiku di era tahun politik ini kerap disalahkan. Sejarah pejuang pers pun seolah dilupakan. Negara hadir kembali mengingatkan, kehormatan awak media patut dikembalikan.

Djamaluddin Gelar Datuk Madjo Sutan gigih berjuang. Karya-karyanya melalui panggilannya Adinegoro tak pernah padam dan terus menginspirasi para jurnalis generasi berikut. Aku ikut di dalam rangkaian gerbongnya. Ikut menyaksikan keperihan anak negeri, ikut mencatat kepongahan elite negeri dan menorehkan kata-kata di era digital agar publik tahu pers terus berjuang dan tak pernah padam.

Aku masih cinta ayat-ayat jurnalistik. Pasalnya, pers harus ikut ambil bagian dalam dinamika masyarakat sekitarnya. Hambatan pers dibungkem, pers dikekang, pers didikte pada cerita masa lalu kini sudah berhasil direbut. Pers pun sadar bahwa kebebasan yang diraihnya itu tidak datang dari langit. Kebebasan pers adalah hasil perjuangan. Pers memang tidak dapat dibatasi tanpa kehilangan kebebasan. Kebebasan itu terjamin bagi orang-orang yang memiliki kebebasan.

Meski ada kekebasan, pers sejatinya akan bertindak secara bertanggung jawab dalam memajukan kesejahteraan dan pada waktu krisis, ia akan mencurahkan perhatiannya kepada kepentingan nasional. Tapi, lagi-lagi, hati sangat perih kala pers disebut ada di antaranya telah menjadi pelacur intelektual.

Padahal, pers nasional telah ikut membantu menciptakan suasana lebih sejuk, mendorong, memfasilitasi berkembangnya gagasan-gagasan yang bersifat kreatif dan konstruktif. Pers memang ditakdirkan selamanya bertarung dan berjuang demi tegaknya tradisi yang menghormati kebebasan manusia dan martabat manusia, tertib hukum, dan tegaknya demokrasi rakyat.

Pers pun telah menjadi bagian dari sejarah kemerdekaan RI. Dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) yang berdiri pada 9 Februari 1946 berikutnya diperingati sebagai hari kelahirannya. Hari Pers Nasional (HPN) 2019 digelar di Surabaya, Jawa Timur. Tema peringatan,  "Pers Menguatkan Ekonomi Kerakyatan Berbasis Digital".

Perhelatan akbar itu tak boleh luput dari perhatian. Sebab, walaupun pers kita saat ini tidak lagi terlalu banyak harus melindungi diri dari tangan-tangan penguasa, namun awak media - dimana pun - harus belajar melindungi diri dari "the invisible hands" kekuatan pasar.

Mencintai ayat-ayat jurnalistik adalah bagian dari menghormati para syuhada perintis dan tokoh pers. Karena itu, mengaktualisasi pesan-pesannya dalam keseharian -- terlebih di tahun politik saat ini - sungguh sangat dianjurkan. Dan, hingga kini, saya tetap mencintai ayat-ayat itu karena membawa kebaikan bagi siapa pun.

Selamat Hari Pers Nasional 2019.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun