Jika saja fisik lemah, bisa jadi orang lanjut usia bakal jatuh dan tak akan terlayani dalam proses imigrasi masuk ke negeri jiran Thailand.
Antrean di kantor imigrasi Sadao belakangan ini makin mencemaskan lantaran pengunjung demikian membludak untuk mengisi liburan di Hatyai, wilayah perbatasan antara Malaysia dan Thailand.
Sudah antre demikian panjang di pintu imigrasi Bukit Kayu Hitam, Malaysia, - hampir dua jam duduk di mobil bus, - para pelancong dari berbagai negara: Â Cina, India, dan beberapa negara lainnya termasuk Indonesia, harus meningkatkan kemampuan bersabar untuk memohon dimudahkan dilayani masuk ke Thailand.
Secara fisik, dua kantor imigrasi Malaysia dan Thailand itu cukup bagus. Kantor Imigrasi Malaysia tengah diperluas dengan bangunan bertingkat. Sementara di sebelahnya, yang saya kira jaraknya sekitar 500 meter, cukup luas tempatnya. Tapi, antrean orang berbaris ternyata lebih banyak dan hanya dilayani sekitar 10 petugas imigrasi.
Hanya saja, fasilias di kedua negara bertetangga ini tidak didukung toilet yang bersih. Petugas tak ada yang berjaga.
Tapi, bagi umat Muslim, ya waspada. Ini bukan karena ada serangan fajar seperti pagi hari hendak mencoblos calon presiden dan wakilnya, tetapi meningkatkan agar tidak memakan makanan halal seperti bedua alias daging babi.
Usai paspor diberi cap pihak petugas imigrasi Sadao, kami, sekeluarga meluncur ke Hatay. Â Pejalanan ke wilayah ini memakan waktu sekitar satu jam.
Sekali lagi, Hatyai sendiri merupakan nama kota di  provinsi Songhkla dekat perbatasan Malaysia. Hatyai lebih dikenal dibanding ibukotanya sendiri yaitu Songhkla.
Setelah turun di Stasiun Hatay, kami disambut sopir Tuktuk. Penulis kaget, Tuktuk di sini berbeda dengan Tuktuk di Bangkok yang pernah penulis jumpai beberapa tahun silam. Dulu, Tuktuk beroda tiga. Dan, larinya cukup kencang.
Di kota itu, tuktuk adalah moda angkutan pedesaan seperti angkot beroda empat. Meski begitu, sopirnya ramah. Â Saya menginap di Hotel Pacific, di tengah kota. Di sini banyak tersebar rumah makan halal.
Untuk memenuhi rasa ingin tahu anggota keluarga tentang objek wisata di kota ini, kami melancong ke pasar terapung yang banyak dikunjungi pelancong dari berbagai negara. Di sini, tersedia berbagai makanan khas Thailand sambil menikmati lagu pop dan dangdut Thailand di bawah hujan gerimis.