Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Spirit Kebhinekaan Warnai Penyambutan Api Asian Games

15 Agustus 2018   14:39 Diperbarui: 15 Agustus 2018   16:44 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Api Asian Games diistirahatkan setelah dibawa berlari dari Cililitan ke TMII. Foto | Dokpri

Luarrr biasa. Warga di kawasan Jakarta Timur dalam menyambut arak-arakan api Asian Games 2018, mulai dari Cililitan hingga seputar Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada Rabu pagi hingga siang (15/8/2018). Penulis sempat khawatir jembatan penyeberangan orang di Jalan Taman Mini Raya ambruk lantaran demikian banyaknya warga melihat dari jembatan itu, ditambah lagi sejumlah awak media ikut naik untuk mencari posisi pengambilan gambar terbaik.

Dokpri
Dokpri
Sisingaan menyambut api Asian Games. Foto | Dokpri
Sisingaan menyambut api Asian Games. Foto | Dokpri
Alat musik khas Sunda ikut tampil. Foto | Dokpri
Alat musik khas Sunda ikut tampil. Foto | Dokpri
Jembatan terasa bergoyang. Cepat-cepat penulis turun. Goyang disebabkan terlalu banyaknya orang naik, ditambah lagi lantai jembatan tersebut dilapis coran. Tentu saja jembatan tersebut punya beban demikian berat dan mudah goyang. Jembatan ini pun terlihat kurang perawatan, tampak di sana-sini tambelan lantai dilapisi seadanya. Penulis bersyukur, kejadian buruk tidak terjadi.

Luarrr biasa, memang, suguhan atraksi dari jajaran manajemen TMII dan sejumlah etnis yang ambil bagian dalam gelaran penyambutan api Asian Games. Anak-anak sekolah pun turut serta. Bendera merah putih kecil berkibar, juga bedera lainnya dari sejumlah negara peserta dikibarkan ketika rombongan pengiring api Asian Games melintas.

Arak-arakan masuk TMII. Foto | Dokpri
Arak-arakan masuk TMII. Foto | Dokpri
Dari berbagai etnis ikut nyambut api Asian Games. Foto | Dokpri
Dari berbagai etnis ikut nyambut api Asian Games. Foto | Dokpri
Luarrr biasa indahnya pakaian adat yang dikenakan para gadis dan jejaka ketika mereka menyambut datangnya api Asian Games. Selama perjalanan dari Cililitan ke TMII, rombongan api Asian Games berjalan tersendat-sendat. Ini bukan karena ada hambatan di jalan berupa kemacetan lalu lintas. Ini juga bukan karena ada demonstrasi sehingga perjalanan acap kali macet, tetapi karena meriahnya warga Jakarta Timur turun ke tepi jalan.

Rencananya, setelah api Asian Games diistirahatkan di Sasono Langen Budoyo - Taman Mini Indonesia Indah pada Pukul 09.30 lantas diarak ke kawasan Pasar Minggu, Ragunan, Cilandak, Rasuna Said, Medan Merdeka Selatan dan kemudian diinapkan di Balaikota yang sebelumnya disambut oleh Gubernur Anies Baswedan.

Menarik menyaksikan perjalanan api Asian Games 2018. Alasannya, pertama karena demikian tingginya antusias warga Jakarta dalam menyamput perhelatan pesta olahraga terbesar di Asia ini. Kedua, berbagai bentuk kesenian, seperti reok, sisingaan, ondel-ondel tampil ikut memeriahkan.

Tambah meriah dengan musik bedug. Foto | Dokpri
Tambah meriah dengan musik bedug. Foto | Dokpri
Taruna juga ikut meramaikan kedatangan api Asian Games. Foto | Dokpri
Taruna juga ikut meramaikan kedatangan api Asian Games. Foto | Dokpri
Jika saja arak-arakan api Asian Games ini disaksikan warga mancanegara, boleh jadi akan mengundang decak kagum. Alasan ketiga, ini tak kalah menarik, tampilnya para gadis manis dan bujang ganteng dengan pakaian adanya. Wuih, luarrr biasa.

Spirit kebhinekaan terasa sekali di sini. Olahraga memang bagian dari alat pemersatu bangsa. Olahraga juga bagian tak terpisahkan sebagai alat perekat bangsa. Spirit Asia juga dimaksudkan sebagai energi Asia. Energi itu dalam perwujudannya dalam terminologi olahraga dikenal sebagai citius, altius, fortius.

Yang artinya atlet - sesuai dengan cabang olahraga yang digeluti - harus membuktikan diri sebagai yang lebih cepat, lebih tinggi, dan lebih kuat. Jika atlet bersangkuan sebagai peloncat galah, misalnya, maka ia harus mengejawantahkan kemampuannya sebagai atlet tertinggi.

Demikian halnya untuk gulat atau pun olahraga beregu bisa tampil dalam gelanggan sebagai yang lebih kuat. Untuk pelari dan perenang, ya tentu dia harus lebih cepat di gelanggangnya masing-masing.

Bujang dan dare pun ikut nyambut. Foto | Dokpri
Bujang dan dare pun ikut nyambut. Foto | Dokpri
Pemuda dari Papua pun ikut ambil bagian di sini. Foto | Dokpri
Pemuda dari Papua pun ikut ambil bagian di sini. Foto | Dokpri
Baca juga :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun