Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ibu Wati, Hidup Serba Pas tapi Tetap Bermanfaat

13 Juni 2018   10:30 Diperbarui: 20 Juni 2018   15:44 1044
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibu Wati, di kediamannya yang sederhana. Foto | Dokpri

Di rumahnya yang sederhana, ia menerima penulis. Foto | Dokpri
Di rumahnya yang sederhana, ia menerima penulis. Foto | Dokpri
Loh, kok bisa begitu ?

Ya, begini. Hal itu karena ia ikhlas dan bersedia mewakafkan hidupnya untuk membantu putera-puteri seorang dokter di lingkungannya.

Pendek cerita, karena kesibukannya seorang ibu dokter yang memiliki seorang putera dan dua puteri mengalami kesulitan mengurus anak-anaknya. Lantas, pekerjaan itu diambil alihnya. Setiap hari Ibu Wati merawat dan memandikan. Karena demikian dekatnya dengan sang anak balita hingga besar, tidak heran anak dokter bersangkutan merasa senang bermalam di kediaman Ibu Wati.

"Saya juga kan baby sister?" Ibu Wati memberi penjelasan tentang sosok dirinya kepada penulis dan disambut tawa Ketua RT setempat.

**

Ibu Wati, dengan nama lengkap Wati Siti Rahayu, kelahiran 6 Juni 1968 ini punya tiga anak dari perkawinannya dengan Bapak Sofyan. Pak Sofyan, yang biasa dipanggil Bang Pian oleh warga adalah pekerja honorer di Kelurahan Ceger. Penghasilan sebagai petugas kebersihan si abang ini sudah tentu tidak dapat memberikan kesejahteraan menggembirakan dari sisi ekonomi.  Meski begitu,  kehidupan rumah tangganya tergolong "adem".  Kok, bisa ya?

Bisa jadi hal itu disebabkan Ibu Wati juga adalah seorang penyabar. Ikhlas bekerja dan membantu orang lain. Dan, seingat penulis, sejak tahun 1990-an, Ibu Wati banyak terlibat dalam kegiatan sosial. Ia ikut mengorganisir kegiatan PKK, arisan dan pengajian ibu-ibu dari level RT hingga kelurahan. Untuk urusan wanita, Ibu Wati banyak terlibat dan selalu hadir dalam rapat-rapat secara rutin.

Karena berbagai kesibukannya itu, tidak heran ia sering dimintai informasi oleh ketua RT. Ada perkembangan apa di tingkat kelurahan dan kecamatan.

Ikut membantu ibu-ibu lainnya menyiapkan nasi kotak untuk sahur. Foto | Dokpri.
Ikut membantu ibu-ibu lainnya menyiapkan nasi kotak untuk sahur. Foto | Dokpri.
Mengapa meminta informasi dari Ibu Wati?

Ya, tadi karena ia adalah orang paling aktif di masyarakat. Banyak memberi motivasi tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan kesehatan. Apa lagi ia punya posisi sebagai jumantik (Juru Pemantau Jentik Nyamuk) malaria.

Harap maklum, acara arisan yang harus melibatkan bapak-bapak minim peminatnya. Karena animonya kurang, menurut perhitungan ketua RT setempat, paling banyak diikuti 15 persen dari jumlah warga di situ. Padahal pada acara arisan tersebut dari tingkat kelurahaan diinformasikan mengenai sistem simpan pinjam, program bantuan pemerintah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun