Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Umat Khonghucu Bukan Pengikut PKI

23 Maret 2018   04:03 Diperbarui: 23 Maret 2018   12:20 2172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sekjen Kemenag Prof. Nur Syam tengah memberi arahan kepada peserta. Foto | Kemenag

Sungguh, penulis sangat berhati-hati mengangkat judul di atas. Alasannya, didasari atas pertimbangan kemanusiaan dan memberikan penegasan bahwa umat Khonghucu benar-benar tidak terlibat pada Partai Komunis Indonesia (PKI), akhirnya pilihan jatuh pada judul tersebut.

Prof. Dr. H. Dedi Djubaedi, M.Ag. tengah memberikan penjelasan. Foto | Dokumen Pribadi
Prof. Dr. H. Dedi Djubaedi, M.Ag. tengah memberikan penjelasan. Foto | Dokumen Pribadi
Warga Indonesia memahami bahwa organisasi politik tersebut sudah jelas-jelas dilarang di negeri ini. Namun belakangan ini isu komunis menjadi hangat menjelang tahun politik Pilkada 2018 dan Pilpres 2019. Terkait itu pada rapat konsultasi dan koordinasi pembinaan dan pelayanan agama Khonghucu 2018di Hotel Lumire, Jakarta, 21-23 Maret 2018, soal isu PKI sempat mengemuka.

Ya, jelas, akan bersinggungan karena tema yang diangkat pun menyangkut Membangun Demokrasi Damai dalam Pilkada 2018 dan Pilpres 2019 Prespektif Agama Islam. Untuk tema yang satu ini tampil sebagai pembicara Prof. Dr. H. Dedi Djubaedi, M.Ag.

Sedangkan tema Membangun Demokrasi Damai dalam Pilkada 2018 dan Pilpres 2019 Prespektif Agama Khonghucu, menampilkan pembicara Kristan. Usai dua mata acara ini, peserta yang kebanyakan berasal dari berbagai provinsi Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) di Tanah Air, melakukan kunjungan ke kantor Majelis Khonghucu Indonesia (MAKIN) Jakarta Barat, Jalan Jembatan Gambang, Bandengan Selatan, Jakarta.

Rombongan diterima Sekretarus Umum MAKIN, Peter Lasmana dan sejumlah pengurus lainnya.

Menariknya, sepanjang diskusi berlangsung, peserta pada acara tersebut belum banyak memahami Khonghucu sebagai agama. Dan, kebanyakan peserta memandang Khonghucu sebagai kebudayaan yang melaksanakan ritual-ritual pada waktu tertentu dan disaksikan orang banyak.

Sekretaris Umum MAKIN tengah memberi penjelasan kepada rombongan. Foto | Dokumen Pribadi
Sekretaris Umum MAKIN tengah memberi penjelasan kepada rombongan. Foto | Dokumen Pribadi
**

Untuk membicarakan Khonghucu memang harus memahami ajaran Confucius. Dan sebelum konsep demokrasi dipraktikkan di negara-kota Yunani dan Athena, di satu abad lalu, di China, telah ada suatu konsep tentang negara, pemerintahan, rakyat yang diajarkan oleh Confucius. Ajaran utama Confucius --yang terdapat dalam Kitab Lun Yu-- tertuju pada manusia.

Pada intinya Confucius menekankan bahwa kodrat manusia tak terpisahkan dari alam semesta. Alam semesta diselidiki oleh manusia bukan untuk dikuasai, melainkan untuk dipahami hubungannya dengan diri manusia. Yang penting bukanlah menguasai alam, tetapi menguasai manusia agar tindakannya sesuai dengan alam. Manusia harus berhubungan dengan alam secara indah dan harmonis.

Penulis tidak bermaksud membahas panjang lebar tentang agama ini, karena tidak punya kompetensi di bidang itu. Namun yang jelas, agama ini berasal dari Negeri China. Sudah tentu orang-orang China atau Tionghoa yang datang ke Indonesia, ratusan tahun lalu, memiliki ikatan emosional dengan tanah leluhurnya.

Sayangnya, ketika komunis lahir di negeri tirai bambu itu, orang-orang Tionghoa di Tanah Air diberi stigma sebagai pengikut PKI. Itu terjadi lantaran kepentingan politik saat pemindahan kekuasaan dari Orde Lama ke Orde Baru. Sejak itu, pemeluk Khonghucu merasa tertekan selama puluhan tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun