Lama memikirkan ucapan Saiful Hadi, putera tokoh dan pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Idahm Cholid yang mengaku dirinya tidak dibesarkan organisasi kemasyarakat (Ormas) Islam tertua di Tanah Air itu.
Demikian lama hati ini juga menyimpan ucapan Saiful Hadi, mantan Pemimpin Umum Perum LKBN Antara itu yang mengaku dirinya dibesarkan di luar NU, tetapi berjalan sendiri tanpa ditopang kekuatan Ormas Islam terbesar hingga saat ini.
Ketika berjalan menunaikan tugas di kantor berita tertua di Tanah Air itu, putera tokoh nasional dan mentan pejabat itu lengser sebelum akhir masa akhir tugasnya. Seperti juga sering terjadi di berbagai negara lain, pemerintahan berganti maka jajaran ke bawahnya ikut berganti. Begitu juga di Tanah Air. Kendati lengser, Saiful Hadi masih menyumbangkan buah pikirannya untuk kemajuan Antara.
Mantan Dirut Perum LKBN Antara periode tahun 2012-2016 sering kali memotivasi rekan-rekannya untuk tetap memegang komitmen memajukan kantor berita Antara. Dan, kini Saifun Hadi telah berpulang ke Pangkuan Ilahi. Ia wafat dalam usia 59 tahun. Menghembuskan nafas terakhir di RS Siloam pada Minggu malam.
Semasa sehat, di Wisman Antara lantai 19 ia sempat memanggil saya. Seusai kecapa-kecipi, ia mengutarakan kekecewaannya prihal tidak adanya wartawan dari kantor berita Antara itu yang dikirim untuk meliput penyelenggaraan ibadah haji pada 2017.
"Saya kecewa," tuturnya sambil berjalan ke kamar kecil untuk mengambil wudhu.
"Beliau meninggal pada pukul 21.30 Minggu malam, sebelumnya sempat mengeluhkan sesak nafas, di ruang ICU RS Siloam, Jakarta Selatan. Dokter menyatakan penyebabnya karena serangan jantung," kata GM SDM dan Umum LKBN Antara Inderahadi Kartakusumah kepada media di Jakarta, Senin dini hari.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin memimpin doa tahlil saat melayat jenazah Dirut Perum LKBN Antara periode tahun 2012-2016 Mohammad Saiful Hadi di rumah duka di Jakarta, Senin. Menteri Agama datang ke rumah duka di Kompleks Pondok Pesantren Darul Maarif di kawasan Cipete, Jakarta Selatan.
Lukman pernah menjadi santri di pondok pesantren yang didirikan oleh KH Idham Chalid, pahlawan nasional yang semasa hidupnya pernah menjadi Ketua DPR/DPR, yang juga ayah Saiful Hadi. Juga mantan Menteri Agama Suryadharma Ali pernah belajar di pondok pesantren tersebut.
Seusai lengser dari jabatannya, kepada penulis ia pun pernah bercerita bahwa tawaran untuk mengisi jabatan di pos lain sempat singgah kepadanya. Ia ditawari untuk bagai pos. Namun saat itu ia menyatakan belum merasa siap meski dari sisi profesionalisme kerja dan kemampuan sudah dimiliki. Bisa jadi karena ia mempertimbangkan dari sisi keluarga dan kesehatannya sendiri.