Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Zakir Naik Luput Memasukkan Agama sebagai Perekat Bangsa

4 April 2017   04:03 Diperbarui: 4 April 2017   21:09 2871
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Zakir Naik (Foto. Sindonews.com)

Harus disadari bahwa kehidupan harmoni antarumat beragama di Indonesia sejatinya sudah berlangsung lama. Lihat, di Solo ada masjid dan gereja satu tembok. Saat Idul Adha, umat Islam menempatkan ternak di gereja. Sudah jelas, kotoran tai sapi bertebaran ke mana-mana. Saat Idul Adha usai, umat Kristen dan Islam sama-sama membersihkan halaman dari kotoran sapi.

Pernyataan ustadz Zakir Naik jelas bisa jadi menyinggung umat agama lain. Padahal, mereka kontribusinya cukup besar bagi pembangunan dan toleransi. Termasuk pendirian rumah ibadah di berbagai tempat.

Lantas, apakah pembangunan rumah ibadah yang dibangun orang non-muslim itu harus dihancurkan karena tidak seiman? Kemudian bagi orang Islam dilarang bekerja di kalangan orang non-muslim? Penulis khawatir, paham fa’i di negeri ini dihidupkan yang berujung pada penguatan radikalisme.

Fa’i adalah harta yang dihasilkan oleh umat Islam dari harta orang kafir  yang kemudian paham ini diplintir.

Zakir Naik sayogyanya harus paham pepatah di negeri ini, lain ladang lain belalang lain lubuk lain ikannya. Satu aturan di suatu daerah bisa berbeda dengan aturan di daerah lain. Setiap negeri atau bangsa berlainan adat kebiasaannya. Di Indonesia, agama adalah perekat bangsa. Bukan alat pemecah bangsa.

Manusia akan dikenang karen amal perbuatannya. Bukan saling caci maki dan menyingkirkan kebaikan orang lain.  Dalam Islam, amal saleh (kesalehan sosial) sangat penting karena akan dimintai pertanggungjawabannya di hari akhir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun