Mohon tunggu...
Edy Siswanto
Edy Siswanto Mohon Tunggu... Guru - Doktor Bidang Manajemen Kependidikan dan Ketua Umum Perkumpulan Pendidik Vokasi Indonesia-Ikatan Guru Vokasi Indonesia Maju (PPVI-IGVIM)

Penulis, dan pemerhati politik pendidikan. Pembelajar, berkelana mencari ilmu dan dakwah membangun generasi khairu ummah..

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pemuda, Agama dan Teknologi "Renungan Sumpah Pemuda"

28 Oktober 2020   08:44 Diperbarui: 3 Juni 2021   11:30 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Renungan sumpah pemuda. | dokpri

Namun sebagian pemuda dan tokoh muslim sebaliknya. Selain mempertahankan wilayahnya, ada tokoh seperti Pangeran Diponegoro, M. Natsir, Agus Salim, Bagus Hadikusumio, Kasman Singodimedjo menganggap bahwa kebenaran lebih mereka cintai dalam membela bangsa dengan menegakkan nilai-nilai Islam.

Mereka adalah pejuang yang ikhlas dalam membelanya negaranya sekaligus mempertahankan nilai dan semangat keislamannya. Jadi tak sekedar semangat nasionalisme daerah, wilayah, kesukuan saja namun ada semangat islam inilah yang jauh "menggelora" sehingga bisa terbebas dari penjajah. Mereka hakekatnya tahu apa itu perjuangan, yaitu dalam rangka berjuang memperjuangakan aqidah Islamiyah. Ini yang perlu dipahami, dicermati pemuda sekarang.

Baca juga: Makna Sumpah Pemuda, Anak Muda Berjiwa Patriotisme 

whatsapp-image-2020-10-22-at-19-57-09-5f98ca358ede484b006c0ee3.jpeg
whatsapp-image-2020-10-22-at-19-57-09-5f98ca358ede484b006c0ee3.jpeg
Kenyataan di atas perlu ada perimbangan sejarah, disampaikan sesuai proporsinya kepada generasi muda penerus, pemuda harapan bangsa. Tidak cukup hanya mempertahankan, berjuang untuk negaranya. Namun tak ketinggalan dan jauh lebih mulia adalah berjuang menegakkan kebenaran agama dengan menjaga akidah-Nya. Karena ini sesungguhnya ikatan mulia yang tak lekang oleh waktu dan kepentingan sesaat.

Tak dipungkiri saat itu pemuda memiliki andil yang sangat besar dalam sejarah kebangkitan.  Bahkan bisa dikatakan bahwa maju mundurnya sebuah bangsa ditentukan oleh kualitas para pemudanya. Kenyataan pemudalah banyak mewarnai dan merubah dunia.

Pemuda hari ini adalah para pemain utama di masa mendatang. Merekalah yang sepuluh, dua puluh tahun lagi akan mengganti estafet kepememimpin. Pemuda sebagai pondasi utama negara yang menopang masa depan bangsa. Jika pemudanya cerdas dan berakhlak mulia maka kemajuan bangsa itu akan maju dan sejahtera. Namun sebaliknya, jika pemudanya bodoh, pemalas dan perilaku buruk lainnya, mudah "terkontaminasi" budaya hedonis, menyebabkan lupa perjuangan, bisa dipastikan masa depan bangsa tinggal menunggu kehancurannya.

Dalam konteks kekinian, dimana internet menjadi "kebutuhan utama" tak ada jarak dan sekat antarnegara, ahlak mulia generasi muda menjadi utama sebagai benteng moral penjaga bangsa.

Sumpah Pemuda, yang selalu kita peringati setiap tanggal 28 Oktober, hendaknya dipahami  pentingnya peran pemuda, bahwa ternyata ada "Sumpah" yang jauh lebih mulia, tidak hanya terbatas pada kesetiaan kepada suku, wilayah, agama, ras dan bangsa. Namun bagaimana sumpah setia kepada sebuah kebenaran yang serba Maha. Sumpah kesetiaan untuk menjaga agama-Nya. 

Melihat generasi terdahulu, kita masih sangat jauh. Kita perlu banyak belajar pada mereka,  menjadi ibrah bahwa peran pemuda sangatlah penting. Bahkan sampai Allah akan menanyakan khusus dipakai untuk apa usia muda anda? Dan ini tentunya akan kita jawab suatu saat nanti.

Ketika Soekarno berkata "berikan kepadaku sepuluh orang pemuda, aku akan goncangkan dunia", tentunya beberapa abad lalu, generasi muda sudah menggoncangkan dunia. 

Saat ini terjadi kemunduran genersi (usia) pada pemuda-pemuda Islam. Dahulu para pemimpin dunia adalah anak-anak muda usia. Lihat saja pemuda hasil gemblengean Rasullullah Muhammad SAW,  seperti Ali bin Abi Thalib, Umar bin Abdul Aziz, dll. Bahkan Ibnu Hajar Al Asqalani, ahli-ahli hadits dan ilmu, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, sebagai ahli politik, Imam Hasan Al Banna Rahimahullah adalah sederet tokoh-tokoh yang sudah berkibar diusia muda, bahkan sangat muda. Tentunya kita merasa sangat jauh sekali jika dibandingkan dengan mereka, generasi salafus shalih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun