Mohon tunggu...
Edy Setyo Utomo
Edy Setyo Utomo Mohon Tunggu... Dosen - Membangkitkan ekonomi ummat

Membangkitkan ekonomi ummat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sikap Bijak terhadap Masalah

26 Agustus 2019   12:22 Diperbarui: 26 Agustus 2019   12:24 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pernahkah anda membaca atau mendengar kisah seekor keledai yang terjerembab masuk dalam sumur tua di sebuah desa ? Saya akan menjadikan cerita ini pembelajaran kehidupan kita dalam menghadapi madalah.

Jadi, suatu ketika ada seekor keledai yang terjerembab ke dalam sebuah sumur tua di sebuah desa. Keledai tersebut akhirnya berteriak dengan harapan agar orang yang mendengar dapat menolong nya. Akhirnya memang benar, beberapa orang di desa tersebut datang ke sumur tua tersebut dan menyaksikan keledai tersebut di dalamnya. Sang keledai senang sekali karena teriakannya membuahkan hasil. Dan orang orang akan menolong nya, pikir sang keledai. Namun apa disangka, ternyata bukannya memberikan pertolongan kepada keledai, orang orang desa tersebut malah memutuskan untuk mengubur keledai tersebut dan menutup sumur tersebut. Alasannya adalah agar keledai tersebut tidak berisik dan sumur tersebut juga sudah tidak dipakai oleh warga desa. Betapa sedihnya keledai atas kondisi itu. Keledai mendapatkan masalah yang mengancam jiwanya. Mengancam keselamatannya. Dengan penuh ketakutan dan kecemasan, keledai mendapati tanah yang mulai dimasukkan ke dalam sumur tua tersebut. Tubuh keledai di penuhi dengan tanah yang di masukkan oleh warga. Dia menjerit ketakutan karena tanahnya semakin banyak.

Namun sang keledai mendapati sebuah kesempatan untuk bisa keluar dari sumur kematian itu, kesempatan untuk tetap hidup. Ketika tanah sampai kaki sang keledai, dia menggerak gerakkan badannya sehingga dia naik diatas tanah yang di masukkan ke dalam sumur tersebut. Demikian terus dilakukannya sampai tanah yang dimasukkan ke sumur sudah cukup untuk pijakan keledai untuk melompat keluar, maka akhirnya sang keledai tersebut selamat.

Cerita tersebut memberikan sebuah pelajaran dan kaidah kepada kita tentang bagaimana kita mensikapi sebuah masalah.

Saya senang dan sering berdiskusi dengan banyak orang, baik waktu saya sebagai Human Resource Developmen , maupun dalam memberikan pencerahan kepada mahasiswa saya. Dan saya mendapati sebuah kaidah, bahwa kebanyakan mereka yang mampu menyelesaikan masalah dalam kehidupan mereka, bahkan ada yang sampai mengatakan akan bunuh diri di hadapan saya, namun akhirnya dia berhasil melalui masalah itu dan akhirnya sekarang dia menjadi seorang yang sukses.

Mereka yang berhasil tersebut adalah mereka yang menolak berpegang pada alasan umum kegagalan. Mereka mengubah batu sandungan menjadi batu pijakan. Mereka menyadari bahwa mereka tidak dapat menentukan setiap keadaan dalam kehidupan, tetapi mereka dapat menentukan pilihan sikap mereka terhadap setiap situasi.

Yups, seperti yang terjadi pada cerita keledai di atas. Keledai tidak mungkin menghendaki dia masuk ke dalam sumur kematian itu. Namun ketika mendapatkan tanah tanah yang akan menguburnya, dijadikannya tanah tersebut sebagai batu pijakan untuk keluar. Sikap kita terhadap masalah akan menentukan apakah kita bisa keluar dari masalah tersebut atau terkubur dengan masalah tersebut.

Ada perbedaan besar antara orang yang memiliki masalah besar dan orang yang membuat masalah besar. Jika kita pernah mempelajari biografi orang -- orang hebat yang telah mendahului kita dan mereka yang menjadi pahlawan pahlawan bagi masyarakat, mereka bukanlah orang yang terlahir dengan segala kesempurnaan lingkungan dan potensi. Bisa jadi mereka penderita cacat, misalnya buta, tuli atau timpang dan lumpuh atau lahir dalam kemiskinan, berasal dari rumah tangga yang berantakan atau setidaknya berasal dari latar belakang situasi yang sangat menegangkan atau terganggu. Namun mereka adalah orang -- orang yang mampu mensikap setiap masalah yang datang kepadanya dengan benar.

Masalah yang sebenarnya sesungguhnya adalah sikap yang salah terhadap masalah yang muncul.

Hal itu juga yang akan menjadikan masalah tersebut menghentikan langkah kita. Dan ini adalah orang yang membuat masalah besar yang akan menutup masa depannya. Masalah hanya dapat menghentikan kita untuk sementara waktu. Bahwa perjalanan kita akan terganggu dengan masalah itu iya. Namun menjadikan perjalanan kita tetap berlanjut atau kita berhenti selamanya ditentukan oleh sikap kita terhadap masalah tersebut. Dan satu satunya orang yang menentukan itu berarti Kita.

Mari kita belajar memandang masalah kita sebagai batu sandungan yang bersifat sementara dan kita berpikir positif tidak larut dalam masalah tapi kita cari peluang untuk keluar dari masalah dengan cara yang bijak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun