Mohon tunggu...
Edy Priyono
Edy Priyono Mohon Tunggu... profesional -

Pekerja peneliti, juga sebagai konsultan individual untuk berbagai lembaga. Senang menulis, suka membaca. Semua tulisan di blog ini mencerminkan pendapat pribadi, tidak mewakili institusi apa pun.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Pelajaran Hidup dari Johan Cruyff Sang Intelektual Sepakbola (2-Habis)

3 April 2016   16:52 Diperbarui: 3 April 2016   18:29 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Johan Cruyff selalu menganggap bahwa ruang ganti pemain adalah wilayah kekuasaannya, dan dia sama sekali tak mau diusik orang lain, termasuk presiden klub sekalipun. Iya, banyak pelatih lain juga bilang begitu, tapi berapa banyak yang dengan tegas menerapkannya?

Saat pertama kai ditunjuk sebagai pelatih Barcelona (1988), dengan tegas dia berkata ke presiden klub:"Tuan presiden, jika anda perlu bicara dengan saya, biar saya yang datang ke ruangan Anda. Jadi Anda tak perlu repot-repot datang ke ruang ganti pemain saya". Kelihatannya sopan, tapi tegas.

11. Pers adalah pedang bermata dua

Cruyff terkenal dengan hubungan "benci-rindu"-nya dengan kalangan wartawan, terutama saat dia menjadi pelatih. Dia dan timnya tentu saja memerlukan publisitas melalui pers. Tapi dalam skala tertentu, dia merasa pers terlalu banyak ikut campur dalam urusannya, dan --tentu saja-- dia tidak suka.

Tapi dia juga tahu, tak bisa sepenuhnya menghindar dari wartawan. Untuk saat ini, model pelatih yang seperti itu adalah Pep Guardiola, yang --entah kebetuhan atau tidak-- merupakan salah satu murid terbaiknya. Guardiola terkenal hanya mau diwawancarai secara beramai-ramai dan sangat amat jarang mau diwawancarai secara one-on-one.

Cruyff juga begitu, plus satu tambahan lagi. Kalau sudah tak bisa menghindar dari kejaran pers, maka dia akan menjawab pertanyaan secara tidak jelas. Wartawan yang kebingungan tentu minta penjelasan. Apa jawab Cruyff? "Kalau saya memang ingin anda tahu, sejak tadi saya sudah menjelaskannya secara lebih baik"..

12. Hindari rokok

Saat masih bermain, Johan Cruyff terkenal sebagai "cerobong asap" yang tak pernah berhenti mengepulkan asap rokok dari bibirnya. Rata-rata dua bungkus rokok dihabiskannya setiap hari. Ya, setiap hari, termasuk di hari pertandingan. Saat turun minum, tak jarang Cruyff menyempatkan diri untuk merokok.

Saya bahkan sempat bertanya-tanya, jangan-jangan dia yang menginspirasi pemain kita macam (alm) Ronny Pattinasarani yang juga perokok kelas berat.

Cruyff baru insyaf setelah kena serangan jantung saat menjadi pelatih Barcelona. Sejak itu dia berhenti merokok dan menggantinya dengan permen lolipop (Chuppa Chups) sebagai pengusir ketegangan di pinggir lapangan.

Meski sudah berhentik merokok, dampaknya tak bisa lantas hilang begitu saja. Dari sisi ini, saya tak kaget saat tahu bahwa Cruyff meninggal karena penyakit yang erat kaitannya dengan rokok, yaitu kanker paru-paru.

R.I.P Johan!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun